Sementara itu pada masa perjuangan dan awal kemerdekaan, Ancol merupakan daerah yang terlupakan. Kawasan yang luasnya 552 hektar ini dibiarkan terlantar dan menjadi sarang penyakit malaria. Kemudian timbulah ide untuk memanfaatkan kembali Ancol.
Dalam master plan (rencana induk) awal, Ancol akan dijadikan kawasan industri. Namun waktu itu Presiden Sukarno menggagas ide agar Ancol dijadikan kawasan rekreasi terpadu dan bertaraf internasional. Dan, Gubernur DKI Sumarno ditunjuk sebagai pelaksana proyek Ancol.
Waktu itu, Bung Karno sudah merencanakan membangun sebuah menara yang akan diberi nama 'Menara Soekano'. Sejumlah empang-empang milik orang Betawi sudah dibebaskan. Namun pembangunan menara ini batal direalisir menjelang kejatuhannya Bung Karno. Proyek tersebut dinilai sebagai proyek mercusuar.