Senin 15 Aug 2016 07:00 WIB

Menara Soekarno dan Legenda Si Manis Jembatan Ancol

Warga menikmati matahari tenggelam saat menunggu berbuka puasa (ngabuburit) di Pantai Festival, Ancol, Jakarta, Kamis (30/6).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga menikmati matahari tenggelam saat menunggu berbuka puasa (ngabuburit) di Pantai Festival, Ancol, Jakarta, Kamis (30/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi shahab

Saban musim liburan sekolah, tempat-tempat rekreasi di Ibu Kota kembali diserbu pengunjung. Tak terkecuali Taman Impian Jaya Ancol, yang merupakan tempat rekreasi pantai terbesar di Asia Tenggara.

Kawasan Ancol, sejak abad ke-17, yakni pada masa-masa awal berdirinya VOC, sudah menjadi tempat wisata. Karena pantainya yang indah dan bersih, sejak itu sudah banyak berdiri rumah peristirahatan kaum elit bangsa Belanda. Bahkan Gubernur Jenderal Valckenier memiliki sebuah rumah peristihatan besar dengan taman yang luas.

Pemilihan Ancol sebagai tempat peristirahatan waktu itu, memang sangat beralasan. Kawasan ini letaknya dekat dengan pusat Kota Batavia di Pasar Ikan --yang juga disebut Kota Inten.

Karena itu tak heran jika kawasan yang terletak antara Pelabuhan Sunda Kelapa dan Tanjung Priok ini menjadi taman rekreasi bagi kaum berpunya Belanda. Ketika itu, setiap Sabtu, ratusan kendaraan sado (kereta kuda) memasuki Ancol membawa para warga elit Belanda dan keluarganya untuk beristirahat di vilanya masing-masing. Mereka diiringi para budaknya yang memiliki tugas-tugas khusus.

Khusus soal budak ini, punya cerita tersendiri. Makin banyak budaknya ketika itu, makin tinggi status sosialnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement