Selasa 09 Aug 2016 14:34 WIB

Ilmuwan Kembangkan Pil untuk Pengidap Asma

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Penderita asma, ilustrasi
Foto: uihealthcare.org
Penderita asma, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Para ilmuwan tengah mengembangkan pil eksperimental untuk membantu meringankan asma berat. Studi awal mengenai kemungkinan pengobatan baru itu tertuang dalam jurnal Lancet Respiratory Medicine.

Selama ini, pengidap asma dengan gejala berat membutuhkan inhaler saat penyakitnya kambuh. Namun, studi terbaru bereksperimen dengan memberikan pil bernama Fevipiprant kepada pasien.

Studi tersebut melibatkan 60 pasien dengan asma kronis yang biasa menggunakan inhaler steroid. Lantas, tim ilmuwan dari University of Leicester memberi terapi pil Fevipiprant selama tiga bulan kepada setengah peserta studi, selain pengobatan biasa.

Hasilnya, pasien yang teratur mendapatkan Fevipiprant memiliki lebih sedikit sel darah inflamasi pada dahak dan saluran pernapasan. Beberapa pasien yang asmanya tak terkendali juga merasa gejala mereka membaik.

Namun, para peneliti menekankan bahwa hasil tersebut masih merupakan studi awal. Uji coba jangka panjang diperlukan untuk melihat apakah pil tersebut dapat membantu pasien dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, lebih dari lima juta orang di Inggris diketahui mengidap penyakit saluran pernapasan jangka panjang tersebut. Karenanya, Charity Asthma UK optimistis dan menyambut baik penelitian yang disebut menjanjikan tersebut.

"Ini perkembangan yang sangat menarik. Kemungkinan pengobatan dengan pil alih-alih dengan inhaler akan sangat membantu pengidap asma," ujar dr Samantha Walker dari Charity Asthma UK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement