Senin 08 Aug 2016 15:44 WIB

Sama-Sama Glukosa, Mengapa Madu Lebih Baik dari Gula?

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Pemanis alami, madu
Foto: flickr
Pemanis alami, madu

REPUBLIKA.CO.ID, Madu dan gula sama-sama terdiri dari glukosa dan juga fruktosa. Akan tetapi, madu memiliki 'reputasi' yang lebih baik bagi kesehatan dibandingkan gula pasir biasa. Apa alasannya?

Ahli gizi Keith Kantor, Ph.D. mengatakan glukosa merupakan bahan bakar bagi tubuh. Untuk mendapatkan bahan bakar ini, tubuh harus memecah makanan menjadi glukosa. Semakin komplesk makanan tersebut, misalnya karbohidrat, semakin banyak pula usaha yang dibutuhkan tubuh untuk memecah makanan tersebut.

Gula, lanjut Kantor, terdiri dari 50 persen glukosa dan 50 persen fruktosa. Kandungan ini dapat dengan mudah dipecah sehingga gula darah dapat langsung meningkat setelah mengonsumsi gula. Sisa dari pemecahan gula yang tak terpakai oleh tubuh sebagai bahan bakar secara otomatis akan tersimpan sebagai lemak dalam tubuh.

Di sisi lain, Kantor juga menjelaskan bahwa madu terdiri dari hampir seluruhnya gula. Madu pun terdiri dari glukosa dan juga fruktosa. Hanya saja persentase glukosa dan fruktosa dalam madu berbeda dengan persentase pada gula biasa.

Kantor mengatakan madu terdiri dari 30 persen glukosa dengan kandungan fruktosa di bawah 40 persen. Sisanya, ada sekitar 20 persen gula lainnya dalam bentuk yang lebih kompleks, dan juga sejenis serat bernama dextrin. Kandungan yang lebih kompleks dalam madu akan mendorong tubuh untuk menggunakan lebih banyak energi dalam memecah madu menjadi glukosa.

"Oleh karena itu, Anda akan memiliki akumulasi kalori akhir yang lebih rendah dari madu," jelas Kantor seperti dilansir Huffington Post.

Di samping itu, Kantor juga mengatakan madu memiliki keunggulan dari lebah berupa 'peninggalan' yang didapatkan lebah saat pergi dari satu tanaman ke tanaman lain. 'Peninggalan' ini akan sangat bergantung pada daerah asal madu. 'Peninggalan' lebah ini membuat madu mengandung mineral seperti zat seng atau selenium dan juga vitamin meski dalam jumlah yang tak banyak.

Kantor juga mengatakan bahwa madu tidak mudah rusak. Oleh karena itu, madu tidak mengandung pengawet atau pun zat yang menyebabkan adiksi.

"Jika Anda ingin menggunakan satu sendok penuh pemanis dalam teh Anda, jatuhkan pilihan pada madu dibandingkan gula," pesan Kantor.

(baca: Studi: Daging Jadi Penyebab Obesitas Seperti Gula)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement