Selasa 02 Aug 2016 19:01 WIB

Impian Emas Eko Yuli Irawan

Rep: Ali Mansur/ Red: Fernan Rahadi
Lifter Eko Yuli Irawan.
Foto: Zimbio
Lifter Eko Yuli Irawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016 mendatang, Indonesia akan menurunkan sebanyak tujuh lifter. Ketujuh lifter yang telah ditentukan PB PABBSI beberapa waktu telah melakukan training center di Cape Town, Afrika Selatan hingga 28 Juli lalu.

Mereka adalah Eko Yuli Irawan, M Hasbi, Triyatno, Deni, I Ketut Iriana, Sri Wahyuni dan Dewi Safitri. Dari ketujuh nama tersebut, Eko Yuli Irawan tetap menjadi andalan Kontingen Indonesia meraih medali. Bahkan lifter kelahiran 1989 itu bertekad untuk menggondol medali emas untuk Indonesia tercinta. Para jagoan Merah Putih itu sudah siap untuk kelas yang akan diikuti.

Catatan sementara, Eko Yuli Irawan turun di kelas 62 kilogram. M Hasbi di kelas 62 kilogram, Triyatno di kelas 69 kilogram, Deni di kelas 69 kilogram, I Ketut Ariana di 77 kilogram. Pada bagian kelas putri, nama Sri Wahyuni bakal bertanding di kelas 48 kilogram, dan Dewi Safitri turun di kelas 53 kilogram.

Lifter andalan Indonesia pada berbagai kejuaran dunia, Eko sangat antusias menyambut Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang bakal berlangsung 5-21 Agustus mendatang. Bahkan, Eko yang turun pada kelas 62 kilogram mengaku maish penasaran untuk meraih medali emas di kejuaraan Olimpiade. Apalagi Olimpiade edisi 2016 merupakan yang ketiga kalinya setelah pada dua Olimpiade sebelumnya Eko sukses membawa pulang medali.

"Target yang pasti yang terbaik dan kami belum bisa menargetkan medali apa karena kami belum mengetahui kekuatan lawan yang sekarang. Dari kecil ingin meraih medali emas di Olimpiade dan kebetulan dua Olimpiade yang lalu juga belum bisa mendapatkannya. Semoga kali ini saya berhasil meraih emas. Saya berharap dukungan dan doa dari rakyat Indonesia," harap Eko saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (25/7).

Pria asal Lampung itu optimistis bisa membawa pulang emas dari Brasil nanti. Apalagi disebutnya masa persiapan yang dilakukannya lebih matang. Sehingga dirinya lebih berpeluang untuk meningkatkan raihan prestasinya di ajang kejuaraan dunia tersebut. Pada Olimpiade Beijing tahun 2008 di kelas 56 kilogram dan Olimpiade London tahun 2012 turun di 62 kilogram dia berhasil menggondol medali perunggu. Ia mengaku telah berusaha meningkatkan intensitas latihannya demi mewujudkan ambisi meraih medali emas.

Pada awal seleksi nasional (Seleknas) angkatan besi pada tanggal 4 Juni lalu di Jakarta, Eko mampu mencetak total angkatan terbaik 320 kilogram (angkatan snatch 143 kilogram, clean and jerk 177 kilogram. Kemudian pada saat training center di Cape Town lalu ia ditargetkan oleh pelatih untuk total angkatan 335 kilogram. "Saya optimistis bisa maksimal dalam latihan jelang tanding di Brasil," kata Eko.

Untuk peta persaingan, Eko belum mengetahui secara pasti. Namu ia memiliki keyakinan terdapat tiga negara yang akan menjadi rival terberatnya. Ketiga peserta itu adalah Cina, Kolombia dan Korea Utara. Kendati demikian, Eko tetap percaya, para lifter Indonesia dapat bersaing di Olimpiade 2016, termasuk dirinya. "Saya belum tahu persis kekuatan lawan-lawan kali ini. Tapi Cina, Kolombia dan Korea adalah lawan terberat menurut saya," ujarnya.

Jelang Olimpiade Brasil, Eko mengalami cedera pada kakinya beberapa bulan lalu. Kondisi ini mirip dengan yang dialami oleh Eko pada edisi dua olimpiade sebelumnya pada Olimpiade Beijing dan Olimpiade London. Sehingga dia tak terlalu khawatir dengan kondisi cederanya.

Apalagi saat ini, Eko mengaku cedera lutut yang dialaminya sudah membaik, bahkan tidak mengganggu persiapannya jelang berlaga.

Dia tidak ingin kekhawatirannya terhadap cedera menjadi penghambat dirinya melakukan aktivitas latihan. Di samping itu, Eko juga sangat percaya diri bisa berlaga di Rio de Janeiro dengan kondisi fit 100 persen. "Memang saya belum pernah ikut Olimpiade dalam kondisi maksimal. Tapi saya yakin kali ini bisa benar-benar pulih. Sehingga hasilnya pun bisa membanggakan," kata Eko.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pelatih tim nasional angkat besi, Dirja Wiharja, saat dihubungi melalui pesan singkat beberapa waktu lalu. Dirdja sangat yakin anak asuhnya akan memberikan yang terbaik untuk Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Menurutnya saat di Cape Town para lifter sudah mengenyam menu latihan tahap pra kompetisi, yaitu melakukan snatch and jerk. Tidak hanya itu selama di Afrika Selatan, para lifter juga dituntut untuk menjaga berat badan agar tidak gampang naik-turun.

"Cuaca di Cape Town cukup mendukung. Para lifter sehat dan siap tempur membela tanah air tercinta. Saya sangat yakin Eko bakal mempersembahkan medali lagi untuk Indonesia, begitu juga lifter lainnya," ungkap Dirja.

Profil Eko Yuli Irawan

Lahir: Lampung, 24 Juli 1989 (27 tahun)

Prestasi:

- Kejuaraan Dunia Junior 2007    (emas)    56 kilogram

- SEA Games 2007 Thailand     (emas)    56 kilogram

- Kejuaraan Dunia 2007    Chiang Mai    (perunggu)    56 kilogram

- SEA Games 2009 Laos    (emas)    62 kilogram

- Olimpiade 2008 Beijing    (perunggu)    62 kilogram

- Kejuaraan Dunia 2009 Goyang (perak)    62 kilogram

- Asian Games 2010 Guangzhou    (perunggu)    62 kilogram

- Kejuaraan Dunia 2011 Paris    (perunggu)    62 kilogram

- Universiade 2011    (emas)    62 kilogram

- SEA Games 2011 Indonesia    (emas)    62 kilogram

- Olimpiade 2012 London    (perunggu)    62 kilogram

- SEA Games 2013 Myanmar    (emas)    62 kilogram

- Kejuaraan Dunia 2014 Almaty    (perak)    62 kilogram

- Asian Games 2014 Incheon (perunggu)    62 kilogram

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement