Rabu 20 Jul 2016 09:06 WIB

Ini Mengapa Anda tak Boleh Remehkan Waktu Tidur

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Banyak orang yang sesungguhnya belum memahami konsep tidur yang menyehatkan seperti apa.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Banyak orang yang sesungguhnya belum memahami konsep tidur yang menyehatkan seperti apa.

REPUBLIKA.CO.ID, Kesulitan untuk tidur biasanya dipicu oleh tekanan dan lamanya waktu bekerja. Pada dasarnya kekurangan waktu tidur yang disebabkan oleh kesulitan tidur ini tidak bisa ditebus hanya dengan berlibur. Berlibur hanya dapat membantu seseorang yang kekurangan tidur tidur untuk memperbaiki kebiasaan tidur mereka.

Ahli tentang tidur dari Oivauni Sleep Clinic, Profesor Henri Tuomilehto mengatakan pada umumnya, orang-orang cenderung tidur lebih sedikit dari yang mereka pikirkan. Waktu tidur biasanya dikorbankan untuk melakukan berbagai pekerjaan rumah hingga menonton televisi. Di samping itu, waktu tidur juga terkikis dengan penggunaan gawai menjelang tidur.

"Anda pikir Anda tidur di waktu tertentu, namun pada kenyataannya, anda masih berselancar di internet satu jam kemudian," jelas Profesor Tuomilehto seperti dilansir The Malay Mail Online.

Profesor Tuomilehto juga mengatakan sebagian besar orang umumnya bekerja lebih keras menjelang masa liburan dan berpikir bahwa nantinya mereka akan punya waktu untuk tidur. Sayangnya, lanjut Profesor Tuomilehto, waktu liburan hanya akan habis untuk memulihkan diri dari kebiasaan tidur buruk yang berlangsung dalam waktu lama.

Profesor Tuomilehto mengatakan seserorang yang mengabaikan kualitas tidur selama satu tahun penuh tidak dapat berharap semuanya membaik di masa liburan. Meski berlibur atau piknik tidak dapat membayar kekurangan tidur, Profesor Tuomilehto mengatakan berlibur dapat mendorong kualitas tidur yang baik sepulangnya dari liburan.

"Selalu ada waktu liburan di tahun berikutnya, dan sekarang merupakan waktu yang tepat untuk berkaca di cermin dan berpikir mengenai perubahan yang memungkinkan," terang Profesor Tuomilehto.

Salah satu cara seseorang untuk memperbaiki kebiasaan tidur ialah dengan menyadari bahwa ia sebenarnya tidak memiliki kualitas tidur sebaik yang ia pikir. Cukup mudah bagi seseorang untuk mengenali apakah dirinya mengalami kebiasaan tidur yang buruk atau tidak. Profesor Tuomilehto mengatakan seseorang yang tidur dengan baik cenderung lebih enerjik.

Cara lain mengenali adanya gangguan tidur, lanjut Profesor Tuomilehto, ialah dengan menambah waktu tidur 1 jam lebih lama setiap hari selama dua minggu. Tak lupa, di waktu ini berbagai gangguan seperti penggunaan ponsel pintar menjelang tidur harus dihindari. Lama menonton televisi di malam hari pun harus dikurangi, sementara waktu bersantai perlu diperbanyak. Jika semua hal telah dilakukan dan seseorang masih sulit untuk tidur, maka ada kemungkinan orang tersebut mengalami gangguan tidur dan perlu bantuan ahli.

"Tidur merupakan sesuatu yang seharusnya tidak dikorbankan," pesan Profesor Tuomilehto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement