Selasa 19 Jul 2016 07:00 WIB

Nyai Dasima Mati di Tangan Bang Puase

Tiang gantungan hukuman mati. Ilustrasi
Foto: .
Tiang gantungan hukuman mati. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Sehabis maghrib, Samiun mengajak istrinya, Dasima, seorang nyai dari Desa Kuripan, Ciseeng, Kabupaten Bogor, yang baru dinikahinya untuk pergi kondangan ke rumah Serean (wakil lurah) Miing di Rawabelong, Jakarta Barat. Akan ada pertunjukan tukang cerite yang malam itu membawa lakon Amir Hamzah.

Hayati, istri pertamanya, yang tahu suaminya akan mengajak madunya jalan-jalan jadi cemburu. "Kenape madu gue yang diajak," pikirnya dengan hati panas.

Hayati pun minta pertolongan pada Bang Puase, jagal kawakan dari Kwitang (Jakarta Pusat), untuk menghabisi nyawa Nyai Dasima. Padahal, Dasima rela menceraikan Edward William, petinggi kompeni, karena tertarik pada Samiun si tukang sado.

Malam itu di jembatan Kali Pejambon (dekat Markas Marinir, Jl Prapatan sekarang), Bang Puase tengah menunggu dengan golok telanjang. Ketika delman yang membawa pasangan suami-istri itu tiba di tempat ini, ia pun menyergapnya. Nyai yang geulis ini pun tergeletak dengan leher menganga mengucurkan darah segar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement