Jumat , 01 Jul 2016, 20:44 WIB

Kementan Dongkrak 3 Komoditas Pangan Sekaligus di 2015

Red: Dwi Murdaningsih
Petani panen kedelai
Petani panen kedelai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian pertaian mengdongkrak 3 komoditas pangan sekaligus pada 2015. Komoditas tersebut yaitu padi, jagung dan kedelai. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Angka Tetap (ATAP), Jumat (1/7). Data ATAP BPS menyebutkan produksi padi tahun 2015 sebanyak 75,4 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 4,55 juta ton (6,42 persen) dibandingkan tahun 2014.

Produksi jagung sebanyak 19,61 juta ton pipilan kering,naik 0,60 juta ton (3,18 persen) dibandingkan tahun 2014. Sementara produksi kedelai sebanyak 963,18 ribu ton biji kering. Naik 8,19 ribu ton (0,86 persen) dibandingkan tahun 2014.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan, Suwandi menjelaskan data ATAP BPS ini menunjukkan stigma ilmu sarung ”tidak berlaku lagi" . Faktanya, di tahun 2015 terjadi kenaikan produksi pada ketiga komoditas yakni padi, jagung, dan kedelai sekaligus dalam tahun yang sama.

"Selama ini ada anggapan kuat bahwa terjadi kompetisi tanam pada areal yang relatif sama, bila satu komoditas produksinya naik, maka produksi lainnya turun bak ilmu sarung," ujar Suwandi di Kantor Pusat Kementan, Jakarta (1/7).

Menurutnya, kinerja produksi ini berkat kerja keras seluruh petani dan didukung oleh Penyuluh, KTNA, Dosen/Mahasiswa, TNI, Pemda, Komisi IV DPR-RI dan unsur lainnya. Program Upaya Khusus Menteri Pertanian seperti revisi Perpres 172/2014 penunjukan langsung pengadaan benih dan pupuk, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, bantuan alat mesin pertanian, bantuan benih unggul, pupuk, penanaman jajar legowo dan lainnya turut telah berdampak pada meningkatkan indek pertanaman, luas tanam, luas panen dan produktivitas pangan.

Terkait hal ini, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Winarto Tohir mengapresiasi Angka Tetap produksi pangan 2015. Ia berharap, adanya peningkatkan produksi ini, harus diikuti dengan menangani aspek hilir dan prosesing.

"Adanya kegiatan di aspek hilir dan prosesing itu akan meningkatkan nilai tambah yang diterima petani, sehingga peningkatan produksi diikuti oleh peningkatan kesejahteraan petani," ujar Winarno.
 
Berkaitan produksi jagung 2015 naik menjadi 19,61juta ton, menurut Winarno ini mengindikasikan kemampuan memenuhi pasokan industri pakan ternak semakin bagus. Untuk itu, di tahun 2016 semua pihak perlu bersama-sama mendorong peningkatan produksi jagung dengan target 21,53 juta ton.

"Jika ini terwujud, tidak perlu lagi impor jagung maupun gandum untuk bahan baku industri pakan ternak. Untuk antisipasi sejak dini agar industri pakan memperbanyak mitra dengan petani jagung," katanya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan