Senin 06 Jun 2016 08:08 WIB
Kelahiran Sukarno

Drama Penculikan Sukarno dan Hatta Jelang Proklamasi

 Presiden Soekarno saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat.
Foto: Antara/IPPHOS
Presiden Soekarno saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, Dua hari jelang kemerdekaan, gejolak terjadi di antara kalangan pemuda dengan Sukarno dan Hatta. Dua tokoh ini kemudian didapuk membacakan naskah proklamasi sebagai penasbihan jika Indonesia telah merdeka.

Wartawan senior Republika, Alwi Shahab merangkai drama penculikan Sukarno dan Hatta jelang kemerdekaan. Dwitunggal itu kemudian dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Berikut penuturan Abah Alwi, begitu Alwi Shahab sehari-hari dipanggil.

Pada 15 Agustus 1945, Jepang bertekuk lutut pada Angkatan Perang Sekutu. Hari itu suasana kota Jakarta tegang akibat desas-desus penyerahan Jepang.

Bung Karno dan Bung Hatta yang baru pulang dari Saigon menemui Jenderal Besar Terauchi, Panglima Tertinggi Pasukan Jepang di Asia Tenggara, berusaha untuk mencari keterangan dari Gunseikun (Kepala Pemerintahan Pendudukan Jepang). Tapi, usaha kedua tokoh nasional ini sia-sia.

Para perwira militer Jepang tutup mulut. Termasuk Laksamana Maeda, penghubung AL Jepang di Indonesia, yang didatangi Bung Karno, Hatta, dan Mr Achmad Subardjo.

Sejumlah pemuda dan mahasiswa yang mengetahui kekalahan Jepang ini meneruskan kepada lainnya dengan bisik-bisik. Mereka pun bersiap-siap agar proklamasi kemerdekaan dilaksanakan pada hari itu juga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement