Jumat 13 May 2016 16:37 WIB

DPD Dukung Gerakan Literasi Sekolah

Sejumlah anak dari orang tua eks Gafatar membaca buku ditemani petugas di Perpustakaan Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Sejumlah anak dari orang tua eks Gafatar membaca buku ditemani petugas di Perpustakaan Dinas Sosial Jabar, Kota Cimahi, Kota Bandung, Rabu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Sumatera Utara Damayanri Lubis mendukung gerakan literasi sekolah yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Sebab, program ini dinilai sangat positif untuk peningkatan mutu pendidikan.

"Kami dari DPD RI mendukung sekali gerakan literasi sekolah, karena sangat baik untuk peningkatan mutu pendidikan," katanya.

Ia mengatakan banyaknya gejolak yang terjadi di masyarakat, seperti kekerasan pada anak dan ujian nasional yang kerap dicurigai sarat kecurangan adalah bukti lemahnya tingkat literasi anak didik selama ini. Saat ini, kata dia, mengakses bacaan sudah lebih mudah akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tentunya sangat berbeda jika dibandingkan dengan dulu yang serba keterbatasan.

"Dulu membaca adalah hobi yang sangat mahal, karena tidak mudah mendapatkan buku. Selain ketersediaan buku terbatas, juga harga buku mahal. Dulu saya musti berlama-lama di perpustakaan demi membaca banyak literatur di perpustakaan," katanya.

Ia mengatakan, DPD RI saat ini sedang menyusun draf undang-undang perbukuan untuk mendukung gerakan literasi sekolah.

Hal itu dilakukan mengingat selama ini banyak terjadi kesalahan dalam mengimplementasikan kebijakan, akibat minimnya regulasi yang mendukung.

"Karena itu, payung hukum untuk mendukung terwujudnya gerakan literasi sekolah, harus secepatnya dibuat," katanya.

Koordinator USAID Prioritas, Agus Marwan, mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung Sumut menyediakan layanan pendidikan bermutu, salah satunya melalui gerakan budaya membaca. Sejak tahun 2014, pihaknya telah mengintegrasikan budaya membaca ke dalam modul pelatihan.

"Dalam modul 3 yang kami kembangkan, kami menempatkan budaya membaca sebagai topik khusus. Kami melatih kepala sekolah, pengawas, komite dan guru untuk mampu mendesain program literasi di sekolah masing-masing," katanya.

Selain itu, USAID Prioritas juga menghibahkan 31 ribu buku bacaan kepada 208 sekolah, baik SD, SMP dan madrasah. Hibah buku ini ditujukan untuk memberikan variasi bacaan kepada siswa. Akhir Maret lalu USAID secara resmi menghibahkan 1,1 juta buku bacaan berjenjang kepada 1800 SD/MI di 15 kabupaten/kota mitra kami di Sumut. Buku ini didesain untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas awal.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement