Rabu 20 Apr 2016 21:26 WIB

Belajar Kejayaan Bangsa di Ekspedisi Majapahit

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kapal armada laut Kerajaan Majapahit, ilustrasi
Kapal armada laut Kerajaan Majapahit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Puluhan siswa kelas X SMA Budi Mulia mengikuti seminar yang diisi oleh Cultural Unit Head UNESCO, Bernard Allens Zako di Aula Lantai 2 SMA Internasional Budi Mulia, Sleman, Rabu (20/4). Acara tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Ekspedisi Majapahit.

Koordinator Kegiatan Ekspedisi Majapahit, Irma Dwi Istiningsih menurutkan agenda ini dilaksanakan untuk memendekatkan siswa SMA Budi Mulia dengan sejarah bangsa Indonesia. “Jadi anak-anak sekalian belajar mengenai kejayaan bangsa juga, agar mereka merasa bangga sebagai rakyat Indonesia,” tuturnya.

Menurut Irma Ekspedisi Majapahit terdiri dari beberapa rangkaian. Sebelumnya tim ekspedisi telah mengunjungi pusat arkeologi dan sejarah UGM untuk mempelajari mengenai Kerajaan Majapahit. Kemudian mengikuti seminar mengenai keriteria world heritage dari UNESCO.

Lalu berkunjung ke Trowulan, Mojokerto pada Mei nanti untuk kemah dan mempelajari situs peninggalan Majapahit secara langsung. Untuk melaksanakan kegiatan ini tim ekspedisi sudah bekerjasama dengan kelompok pramuka setempat.

“Sementara untuk agenda seminar kali ini, kami sengaja mendatangkan salah seorang ahli dari UNESCO agar anak-anak bisa mengetahui apa saja keriteria sebuah cagar budaya dapat dijadikan sebagai world heritage,” kata Irma.

Setelah itu peserta ekspedisi akan diminta untuk menyimpulkan sendiri apakah Trowulan masuk dalam kategori world heritage atau tidak. Kesimpulan tersebut harus dibuat dalam makalah yang dikerjakan oleh siswa.  

Irma menjelaskan, dalam proses ekspedisi ini, siswa akan mempelajari empat hal, yakni knologi sejarah Majapahit, sistem geografi, pemerintahan, dan sosial masyarakat. Adapun jumlah peserta ekpidisi sebanyak 89 siswa.

Kepala Sekolah SMA Budi Mulia, Tien Tresnasih berharap pada kesempatan seminar kali ini siswa bisa belajar banyak Kepala Unit Kebudayaan UNESCO. Pasalnya pria asal Francis itu telah memiliki banyak pengalaman di dunia penelitian sejarah dan arkeologi.

Ia menjelaskan, Majapahit sengaja dipilih sebagai objek pembelajaran dalam ekspedisi kali ini, karena memberikan pengaruh besar bagi terbentuknya bangsa Indonesia. “Sampai saat ini kita meyakini Majapahit adalah cikal bakal berdirinya NKRI,” tuur Tien.

Sementara itu, Bernard Allens Zako menuturkan, Indonesia bergabung dengan UNESCO pada 1950. Menurutnya Indonesia telah memberikan banyak sumbangsih pada bidang sejarah secara global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement