Rabu 13 Apr 2016 08:29 WIB

Gaya Hidup Sehat Jadi Obat Tangkal Kanker Kolon

Sel kanker
Foto: pixabay
Sel kanker

REPUBLIKA.CO.ID, Tumor merupakan istilah umum pada setiap benjolan di tubuh manusia. Jenis tumor yang muncul bisa berupa tumor jinak dan tumor ganas.

Meski begitu, kedua jenis tumor ini berpeluang besar untuk berkembang menjadi kanker di kemudian hari. Tentunya apabila tumor tersebut tidak ditangani dengan baik di awal kemunculannya.

Menurut konsultan bedah digestive RS Pondok Indah dr. Eko Priatno, Sp.B-KBD kedua jenis tumor tersebut memiliki bentuk bermacam-macam, seperti kutil atau berupa sebuah benjolan sebesar bola bekel. Jika terus membesar, maka kemungkinan berkembang menjadi kanker sangat besar termasuk salah satunya kanker kolon.

"Kanker kolon berawal dari tumor atau polip yang terjadi pada usus besar manusia. Penderita kanker kolon di Indonesia cukup banyak, setelah kanker serviks dan payudara. Namun, masih belum banyak orang yang menyadari akan bahayanya bagi tubuh sehingga gejala yang timbul kerap diabaikan," ungkap Eko dalam acara media discussion di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki risiko terkena kanker kolon. Terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga (genetik).

Akan tetapi, belakangan kanker ini juga dicurigai timbul akibat faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, terlalu banyak mengkonsumsi daging merah, kurang melakukan aktivitas fisik, obesitas dan kurang mengonsumsi serat dari sayur serta buah-buahan. Umumnya, kanker kolon diderita oleh mereka yang berusia 50 tahun ke atas.

"Kanker kolon sebenarnya tidak bergejala dan sekalipun bergejala biasanya timbul terlambat. Kita patut curiga jika mengalami diare berulang, BAB berdarah (sering dianggap wasir), sulit BAB (bentuk feses kecil-kecil, keras atau cair) dan pada stadium lanjut terdapat sumbatan di usus," jelasnya.

Akan tetapi, penyakit ini menurutnya bisa dicegah dan dideteksi sejak dini asalkan rajin melakukan screening dan menerapkan hidup sehat. Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga, Eko menyarankan agar skrining kolonoskopi setiap 5-10 tahun sekali pada usia 40 tahun.

Sedangkan, bagi mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga namun tetap berisiko tinggi terkena kanker kolon sebaiknya rutin melakukan tes darah dan samar feses (FOBT) setiap tahun. Bisa juga melakukan screening kolonoskopi setiap 10 tahun sekali agar lebih akurat, pada usia 50 tahun.

"Kanker kolon sebenarnya bisa diatasi dan diobati bila ditemukan pada stadium awal. Jika ditangani dengan tepat, pasien yang menderita penyakit ini juga dapat hidup normal seperti orang normal lainnya," tambah Eko.

(baca: Akar Manis Ini Jadi Obat Alami Hilangkan Mulas)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement