Rabu 16 Mar 2016 08:41 WIB

6 Mitos Susu yang Harus Berhenti Dipercaya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Indira Rezkisari
Susu sapi
Foto: pixabay
Susu sapi

Mitos: Minum susu berlebih berarti tulang lebih kuat

Fakta: Hasil studi mengenai penguatan tulang oleh kalsium yang dilakukan oleh peneliti ABMJ pada 2015 menemukan, orang dewasa setengah baya yang mengonsumsi suplemen kalsium atau susu yang mengandung kadar kalsium tinggi, lebih mungkin mengalami patah tulang. Hal tersebut sama seperti orang yang kurang mengkonsumsi kalsium.

Asupan kalsium tidak berkaitan dengan risiko patah tulang (fraktur) dan tidak ada bukti uji klinis yang menunjukkan peningkatan asupan kalsium dari sumber makanan dapat mencegah patah tulang. Penelitian lebih lanjut menyatakan, cara terbaik bagi orang dewasa untuk menjaga kesehatan dan tulang yang kuat adalah dengan banyak bergerak (berjalan, berlari, menari), serta berlatih keseimbangan (yoga, tai chi).

Mitos: Kebanyakan orang tidak bisa mencerna laktosa dengan baik

Fakta: Tubuh dapat beradaptasi dengan mentolerir banyak asupan susu. Bahkan orang-orang yang kesulitan mencerna laktosa, tidak menunjukkan masalah ketika meminum porsi kecil susu terutama jika dikonsumsi dengan makanan berat.

"Setiap racun atau makanan memiliki dosis. Gejala kesulitan mencerna laktosa biasanya ketika meminum lebih dari dosisnya," ujar Dennis Savaino, PhD, profesor ilmu gizi di Universitas Purdue yang telah mempelajari pencernaan laktosa selama lebih dari 30 tahun.

Susu yang diminum secara teratur justru dapat membantu tubuh Anda mencerna laktosa, bahkan jika Anda memiliki tanda-tanda intoleransi sebelumnya. Jika Anda seorang pencinta susu dengan intoleransi laktosa, konsultasikanlah dengan dokter  tentang cara-cara aman mengonsumsi susu tanpa menyebabkan sakit perut atau gejala lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement