Sabtu 12 Mar 2016 06:30 WIB

Sihir dalam Fiksi

Red: M Akbar
Harri Ash Shiddiqie
Harri Ash Shiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Harri Ash Shiddiqie (Penulis bermukim di Jember)

Meski sudah hidup modern, empiris dan rasional, orang-orang modern masih membutuhkan cerita tentang keajaiban. Kadang cerita itu justru tak lagi rasional. Superman atau Batman adalah contohnya.

Keajaiban selalu menarik. Sihir adalah jalan mudah memproduksi cerita keajaiban. Muncul film horor, bahkan sihir dalam fiksi Harry Potter yang menyedot jutaan pembaca yang sulit ditandingi.

Cerita sihir telah dimulai sejak lama. Homers yang hidup sekitar 1000 tahun sebelum masehi memasukkan sihir dalam karyanya Odysseus. Diikuti Shakespeare, sampai Gabriel García penerima Nobel Sastra 1982. 

Di negeri kita ada kisah Lutung Kasarung, Keong Mas, dan cerita Mak Lampir. Semuanya, sudah pernah membingkai layar lebar kita, disertai puluhan episode sinetron di televisi. Tak tertinggal, karya-karya itu ditulis ke dalam bentuk buku, lalu disiarkan sebagai sandiwara radio.

***

Komputer itu hebat. Ajaib. selain bisa menghitung cepat, dalam sekejap ia juga bisa menampilkan kejadian apapun di berbagai belahan dunia. Mengagumkan bagi orang-orang desa yang setiap hari bergelut dengan lumpur dan cangkul.

Bagi anak-anak kota: komputer, android, internet boleh jadi sebagai sesuatu yang biasa. Mereka sudah akrab. Bahkan menguasainya. Android harus mematuhi perintah, memunculkan video Youtube atau permainan.

Android  tunduk, bahkan patuh ketika dipaksa berhenti dengan mencabut  baterainya. Keajaiban andriod turun gengsinya, seperti sandal, ditinggalkan ketika tidak diperlukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement