Rabu 02 Mar 2016 09:33 WIB

Benarkah Bedak Tabur Bisa Sebabkan Kanker Ovarium?

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
bedak tabur
Foto: shaktiminerals.co.in
bedak tabur

REPUBLIKA.CO.ID, Pekan lalu, berita tentang bedak Johnson & Johnson cukup menghebohkan setelah pengadilan Missouri memberi santunan 72 juta dolar AS atau Rp 900 miliar kepada keluarga Jackie Fox. Fox meninggal dunia karena kanker ovarium akibat memakai bedak merk Johnson & Johnson selama bertahun-tahun. Selain itu masih ada 1.200 kasus serupa yang siap dipersidangkan.

Banyak orang menggunakan bedak merk Johnson & Johnson. Sebanyak 40 persen wanita mengaku bedak merk ini bisa membuat kulit cepat kering dan juga harum.

Dilansir Independent, disebutkan tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan penggunaan bedak dengan kanker ovarium. Namun, pengadilan memeriksa memo internal dari konsultan medis pihak Johnson & Johnson yang menyatakan penyangkalan bedak sebagai penyebab kanker, sama dengan penyangkalan rokok sebagai penyebab kanker.

Tiga tahun lalu, sebuah artikel menyebutkan tentang kemungkinan bedak bisa meningkatkan risiko kanker ovarium. Masalah ini telah menjadi perdebatan selama beberapa dekade. Bedak alami terdiri dari magnesium, silikon, hidrogen dan oksigen. Zat-zat tersebut yang diambil dari dalam tanah sebelum 1973, sering terkontaminasi oleh asbes.

Tahun lalu, pengadilan memberikan santunan kepada seorang wanita di California sebesar 13 miliar dolar AS setelah menderita mesothelioma (tumor pada lapisan paru-paru). Diketahui wanita ini menggunakan bedak yang terkontaminasi asbes.

Selain karena asbes, beberapa penelitian juga melanjutkan studi mengenai hubungan bedak dengan kanker ovarium. Sebuah penelitian meta analisis pada 2003 menemukan 11.933 wanita yang menggunakan bedak, memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium. Namun, penelitian yang sama pada 2004 menemukan, 61.576 wanita tidak memiliki risiko serupa.

(Baca,  Zaim Saidi: Periksa dan Tarik Produk Johnson & Johnson)

Badan Internasional WHO untuk kanker menemukan bedak yang dipakai pada organ intim bisa menjadi karsinogenik. Penelitian terakhir mengemukakan, studi kasus-kontrol yang membandingkan pengguna bedak dan bukan pengguna bedak dengan risiko kanker ovarium, sangat lemah.

Jadi, haruskan berhenti menggunakan bedak? Ada mekanisme yang masuk akal mengenai bedak yang bisa menimbulkan kanker, dengan memicu peradangan jangka panjang. Tapi karena kanker ovarium bukanlah kanker yang umum, penggunaan bedak hanya akan meningkatkan risiko kecil, mungkin sebesar sepertiga.

Ada hal kuat lainnya yang dapat menyebabkan kanker ovarium. Seperti kelainan genetik, terapi penggantian hormon dan kelebihan berat badan. Penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan antara jumlah bedak yang digunakan dan besarnya kemungkinan terkena kanker ovarium.

Namun, jika bedak dirasa kurang aman. Gunakanlah handuk berbulu halus untuk mengeringkan organ intim.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement