Sabtu 27 Feb 2016 07:00 WIB

Jakarta Pernah Menyandang Gelar 'Venesia dari Timur'

Kali Besar di Zaman Keemasan
Foto:
Kali Besar di Zaman Keemasan

Meletusnya Gunung Salak pada 1699 mengakibatkan hancurnya peradaban pada masa awal Batavia. Sebutan Batavia yang muluk-muluk pun beralih menjadi "kuburan orang Belanda". Sudah merupakan hal biasa kawan yang sehari sebelumnya makan atau berbincang bersama kita, keesokan harinya sudah akan dimakamkan.

Pada masa Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811), dia pun memindahkan kota ke arah selatan yang dinamakan Weltevreden (daerah lebih nyaman). Terletak di sekitar Lapangan Besar (Monas) dan Lapangan Kecil (Banteng), termasuk Istana Daendels (kini Kementerian Keuangan), Klub Concordia (juga bagian Kemenkeu), dan Gereja Katolik Roma. Sementara, kota lama yang ditinggalkan tumbuh sebagai kawasan bisnis terdiri dari perkantoran perusahaan dan firma.

Nama-nama tempat Direktorat Geografi Sejarah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah menerbitkan buku Toponim Jakarta dan Kepulauan Seribu. Disebutkan, sejumlah tanah partikelir, seperti Kwitang milik keluarga Alkaff, Kemayoran milik seorang mayor Cina, dan banyak lagi yang terkait dengan pemilikan pribadi. Yang kemudian dibeli oleh kotapraja secara bertahap.

Tahap selanjutnya adalah ketika perluasan kota ke daerah perkebunan, baik sayuran maupun buah-buahan, seperti Kebon Kacang, Kebon Jahe, Kebon Kopi, dan masih banyak lagi. Selain itu, juga dikenal penamaan kampung atau daerah yang berkaitan dengan asal usul penghuninya, misalnya Kampung Bali, Kampung Melayu, Kampung Makassar, dan seterusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement