Kamis 18 Feb 2016 18:35 WIB

Kendaraan Penumpang Kelak Dilengkapi Rem Otomatis

Pemerintah AS dan kalangan industri otomotif sedang membahas penempatan sistem rem otomatis pada kendaraan
Foto: Insurance Institute for Highway Safety via AP)
Pemerintah AS dan kalangan industri otomotif sedang membahas penempatan sistem rem otomatis pada kendaraan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah AS bersama kalangan industri otomotif setempat sedang membahas penempatan teknologi sistem rem otomatis pada kendaraan penumpang. 

Penempatan sistem rem otomatis itu tentunya bertujuan untuk mengurangi dampak buruk dari kecelakaan, ketimbang selalu mengandalkan reaksi pengemudi yang kerap terlambat dalam menginjak pedal rem. 

Menurut lembaga Keselamatan Transportasi Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS apabila disepakati, sistem canggih itu akan terpasang pada semua mobil baru. Namun, pemerintah AS tampaknya masih berharap kepada kalangan industri otomotif untuk segera melengkapi produk mereka dengan fasulitas canggih tersebut. 

Kalangan pemerhati kreselamatan jalan raya justru menilai kesepakatan yang dicapai secara tergesa gesa akan menghasilkan standar keamanan yang rendah.  Dalam setahun di AS terjadi 1,7 juta musibah kecelakaan kendaraan. Jumlah yang tewas mencapai lebih dari 200 orang, 400 ribu lainnya terluka dan kerugian mencapai 47 miliar dolar AS pertahunnya. 

NHTSA menyebutkan lebih dari separuh kecelakaan itu dapat dihindari atau dikurangi apabila sistem pengereman otomatis diberlakukan.   "Konsumen akan terus dirugikan selama masalah ini masih dalam proses pembahasan," kata Clarence Ditlow, Direktur Eksekutif Center for Auto Safety, Kamis (18/2).

Mark Rosekind, petugas NHTSA menyebutkan mengandalkan aturan pemerintah federal dinilai tidak praktis. Sikap sukarela dalam berdialog yang dilakukan pemerintah dan kalangan industri dinilai lebih cepat.   

Regulasi yang komplek akan menyulitkan kalangan industri otomotif dan para pemasok untuk mengembangkan sistem modern ini. "Mengandalkan regulasi tentunya perlu waktu karena teknologi bergerak lebih cepat," kata Russ Rader, juru bicara lembaga asuransi AS.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement