Selasa 26 Jan 2016 12:00 WIB

Gun Gun Heryanto, Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah: Gerindra Sekarang Single Fighter

Red:

Bagaimana kondisi oposisi setelah Golkar masuk ke pemerintah?

KMP ini tinggal simbol saja. Secara fungsional sudah berubah. Sudah bubar. Mereka tidak bisa konsolidasi lagi. Posisi poltik sudah berubah. Meskipun, ada yang masih belum ketemu. Banyak hal menunjukkan proses politik yang ada sekarang, Gerindra sekarang single fighter.

Bagaimana pengaruh peta politik terkini terhadap relasi parpol ke depannya?

Relasi politik sekarang kan berubah dari koalisi minimal ke oversize (kelebihan ukuran). Perubahan ini berdampak di luar pemerintahan. Tentu, di luar pemerintah kehilangan orientasi bersama dan akan ada konflik kepentingan. Memang, dalam konteks desain institusional kita nggak ada oposisi. Tapi, perlu penyeimbang, dalam konteks jangka panjang partai yang bisa konsisten yang bisa ambil keuntungan. Kalau konsisten, bisa ambil kesempatan di pilpres mendatang.

Bagaimana langkah yang diambil Golkar akan memengaruhi parpol tersebut?

Kalau Golkar pragmatis dan disetir pola oligarki akan tergerus terus. Kekuatannya saat diterpa pada 1998 dan bertahan. Golkar bertahan untuk paradigma baru. Tapi, kan nggak terbukti dan tetap menggunakan mind set kekuasaan. Nah, padahal dia nggak punya pengalaman di luar pemerintahan.

Ketika mereka bergabung ke KMP itu jadi fase baru Golkar dan ini bisa jadi ujian bagi Golkar. Dia bisa tidak bertahan. Tapi kan gagal.

Kekuataan oposisi apakah bisa maksimal hanya dengan Gerindra yang berdiri sendiri?

Menurut saya, oposisi tak akan kuat lagi. Partai di luar kekuasaan akan jadi minoritas, sehingga perpolitikan tidak akan dinamis. Tapi ingat, meskipun partai koalisi di pemerintah mereka belum tentu ajek pada posisinya. Nah, satu kata kunci saya. Partai, baik di dalam dan luar harus konsisten. Jika tidak, akan tergerus. Oleh Intan Pratiwi, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement