Ahad 17 Jan 2016 13:00 WIB

NEXT MUJADID Kiai Abbas Abdul Djamil Tokoh Pergerakan Cirebon

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,

Kebesaran nama Pesantren Bun tet Cirebon dan kontribusi besarnya bagi Indonesia telah menorehkan sejarah emas. Pesantren ini menjadi pusat pergerakan per lawanan terhadap Belanda. Terutama bagi para santri yang ter- gabung dalam Laskar Hisbullah. 

Nama Kiai Abbas Abdul Djamil takbisa dilepaskan dari catatan pergerakan pesantren ini. Bahkan, tokoh kelahiran Pekalangan, Cirebon, Jumat, 24 Dzulhijah 1300 H atau 1879 M ini didaulat sebagai pimpinan laskar pejuang yang konon menjadi embrio bagi militer Indonesia itu. 

Bersama sejumlah tokoh, seperti KH Murtadlo, KH Sholeh, dan KH Mujahid, ia memimpin Laskar Hisbullah melakukan perang gerilya yang berpusat di Legok, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, dengan front di per bukitan Cimaneungteung, yang terletak di daerah Walet Selatan membentang ke bukit Cihirup, Ke camatan Ciipancur, Kuningan.

Daerah tersebut terus dipertahankan sampai Perundingan Renville 1947, ketika kemudian Pemerintah RI beserta semua tentaranya hijrah ke Yogyakarta pada tahun yang sama.

Semasa perang kemerdekaan, banyak warga Pesantren Buntet yang gugur dalam pertempuran. Di antaranya, KH Mujahid, Kiai Akib, Mawardi, Abdul Jalil, Nawawi, dan lain-lain.

Basis-basis kekuatan laskar yang dibangun oleh Kiai Abbas itu menjadi pilar penting bagi tercetusnya Revolusi November di Surabaya 1945. Ini menyusul Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy\'ari. KH Hasyim menyarankan agar perlawanan rakyat itu tidak dimulai terlebih dahulu sebelum Kiai Abbas dan laskar andalannya datang ke Surabaya. Atas restu gurunya tersebut, Kiai Abbas terlibat langsung dalam pertempuran Surabaya.

Tak hanya itu, ia mengirimkan para pemuda yang tergabung dalam Laskar Hisbullah untuk berjuang di se jumlah daerah, seperti Jakarta, Bekasi, Cianjur, dan lain-lain. Bagaimanakah kisah perjuangan Kiai Abbas dalam mempertahankan Tanah Air?

Simak keteladanannya dalam rubrik \"Mujaddid\" edisi pekan depan. 

(c32,ed:nashih nashrullah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement