Selasa 12 Jan 2016 13:00 WIB

Warga Asing Bergabung di Poso

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,




Wilayah Poso dan sekitarnya menjadi markas kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT) di bawah pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Bahkan, diduga warga asing pun telah bergabung dengan kelompok Santoso.

Buktinya, seorang  warga Turkistan, Farouk, tewas dalam baku tembak dengan aparat keamanan di Poso pada Jumat (6/11/2015). Farouk alias Magalasi (19 tahun) diduga warga negara asing dari Turkistan beretnis Uighur dan berasal dari Turkistan Timur. Wilayah ini dikenal sebagai daerah otonomi khusus Xinjiang di Tiongkok.

Farouk tewas dalam sebuah baku tembak di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, yang termasuk daerah Operasi Camar Maleo IV. Sebuah operasi  gabungan Polri dan TNI di bawah komando Mabes Polri.

Data BNPT menyebutkan para warga asing asal Xinjiang termasuk jaringan yang diduga bermain di Kabupaten Poso. Mereka menggunakan jalur imigrasi melalui Myanmar, Thailand Selatan, dan Malaysia, selanjutnya menggunakan paspor Turki masuk wilayah Indonesia. Mereka masuk dari Medan dengan dalih mencari suaka.

Mabes Polri menyebutkan, beberapa warga Uighur lainnya sudah ditangkap dan menjalani vonis hukumannya. Sedangkan, lainnya, sekitar lima orang, masih buron.

Teror video

Menurut Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto, wilayah operasi Polri yang dibantu TNI untuk membasmi kelompok Santoso terbentang di hutan pegunungan dan pesisir di Kabupaten Poso hingga ke Sausu di Kabupaten Parigi Moutong. Polda Sulawesi Tengah memperkirakan luas wilayah pencarian mencapai sekitar 160 kilometer persegi.

Sejumlah anggota Polri dan TNI tewas saat memburu kelompok Santoso.  Perwira Brimob Iptu Brian Theophani Tatontos meninggal dunia dalam kontak senjata di Poso pada 19 Agustus. Sejumlah prajurit TNI dari Yonif Linud 433/JS/Brigif 3/Kostrad Maros, Sulawesi Selatan, tewas ketika truk yang mereka tumpangi masuk jurang di Pegunungan Padeha, Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

Aparat keamanan juga membangun pos-pos keamanan untuk mempersempit ruang gerak dan menutup masuknya pasokan logistik kelompok teroris. Operasi Camar Maleo IV juga membina masyarakat di sekitar kaki gunung. Antara lain, melakukan karya bakti sosial dan pemberian bantuan untuk masyarakat setempat.

Upaya pendekatan teritorial dilakukan aparat keamanan menghadapi perang gerilya melawan kelompok Santoso yang kini menjadi orang paling dicari aparat keamanan di Indonesia.

Santoso sempat melakukan teror lewat video yang diunggah di Facebook dengan pemilik akun bernama Muhammad Bahrunnaim Anggih Tamtomo.  Video yang diunggah pada Sabtu (21/11/2015) itu berdurasi delapan menit dan bergambar Santoso. 

Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen Agus Surya Bakti mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan propaganda tersebut. Sebab, upaya propaganda tersebut sudah sering dilakukan saat mereka mendapat tekanan.

"Kalau sudah tertekan, mereka akan melakukan ancaman kepada masyarakat untuk memecah suasana," ujat Mayjen Agus. 

Ia juga mengungkapkan, regulasi hukum di Indonesia masih lemah dalam menangani ancaman terorisme. Menurut Agus, tindakan propaganda seperti itu seharusnya langsung segera ditindak. N selamat ginting 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement