Jumat 08 Jan 2016 13:00 WIB

Menlu: Diplomasi RI Bergerak Lebih Cepat 2016

Red:

JAKARTA -- Indonesia akan kembali menguatkan posisinya di tingkat internasional pada 2016 ini. Salah satunya, dengan menjadi tuan rumah beberapa kegiatan penting guna mendukung kiprah politik luar negeri Indonesia.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mengatakan, pada tahun ini untuk pertama kalinya Indonesia akan menjadi tuan rumah Interfaith Dialogue dalam kerangka kelompok negara Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA) untuk mendorong peningkatan toleransi antarumat beragama.

Hal ini adalah penting karena, menurutnya, ekstrimisme dan terorisme adalah tantangan yang belum dapat diselesaikan pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Retno menjelaskan, "Indonesia akan terus menjadi penggerak utama--sekali lagi saya katakan, penggerak utama--dalam  menebarkan nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin."

"Indonesia juga akan terus menjadi penggerak utama dalam menebarkan nilai toleransi dan demokrasi," kata dia dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri 2016 di Jakarta, Kamis (7/1).

Penguatan dan konsolidasi demokrasi di kawasan juga akan terus dilakukan melalui  penyelenggaraan Bali Democracy Forum IX Desember 2016 dan Bali Process on People Smuggling and Trafficking in Persons Maret 2016.

"Diplomasi Indonesia akan bergerak lebih cepat pada 2016," katanya.

Sementara itu, tekad Pemerintah Indonesia yang ingin menjadikan Indonesia poros maritim dunia mendorong untuk melakukan pembangunan kapasitas maritim. Tidak hanya ditujukan bagi kepentingan Indonesia, tapi juga kepentingan dunia.

"Indonesia berkepentingan menjadikan kawasan maritim di Asia Pasifik dan Samudra Hindia sebagai zona damai, bebas, netral, serta membawa kemakmuran bagi semua," kata Retno.

Dari semua itu, Retno menyebutkan, Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan tetap menjadi sasaran politik luar negeri Indonesia. Terutama, dengan berlakunya Komunitas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), perhatian sudah harus dialihkan pada visi MEA 2025.

"Bersama Indonesia, ASEAN akan kuat. Bersama ASEAN, Indonesia akan maju," katanya.

Pada tahun ini Indonesia juga akan meresmikan Konsulat Kehormatan di Ramallah, Palestina. Hal ini dilakukan sebagai bukti Indonesia tidak pernah mundur mendukung isu Palestina. Retno mengatakan, langkah tersebut adalah bukti bila Indonesia berkomitmen tinggi untuk kebebasan Palestina. Indonesia juga mendukung keanggotaan Palestina di UNESCO.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Natsir mengatakan, saat ini  Indonesia masih menunggu waktu yang tepat untuk melakukan peresmian.

Sebab, akses menuju Ramallah diakuinya tidak mudah, sehingga perlu kesiapan dari Palestina dan juga koordinasi dengan Yordania. n ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement