Sabtu 02 Jan 2016 07:45 WIB

Ini Alasan Kenapa Saat Bahagia Sangat Emosional

Rep: c32/ Red: Ani Nursalikah
Kebahagiaan yang menular/ilustrasi
Foto: salon.com
Kebahagiaan yang menular/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prospek tahun baru menginspirasi banyak orang untuk membuat resolusi dan mengubah hidup. Dengan demikian, semua orang pada dasarnya mempunyai tujuan mengejar kebahagiaan.

Tapi apa sebenarnya yang menyebabkan kebahagiaan muncul terasa sangat emosional? Seperti dilansir The Independent, Kamis (31/12) emosi manusia ternyata diatur oleh campuran kompleks bahan kimia dan listrik.

Otak manusia beratnya lebih dari satu kilogram dan diperkirakan memiliki 86 miliar neuron. Sinyal tersebut dikirimkan bersama setiap saraf elektrik dengan muatan gradien ion. Setiap neuron itu ah yang membuat ratusan koneksi kepada orang-orang di sekitarnya.

Setiap 300 triliun sinapsis dalam otak manusia, bahan kimia yang dikenal sebagai neurotransmitter, menyampaikan pesan dari satu saraf ke yang lain. Setiap neurotransmitter memiliki seperangkat reseptor yang sesuai dan dapat memunculkan penghambatan.

Jaringan kimia dan listrik sangat besar itu yang memberikan kompleksitas yang memungkinkan kita merasakan emosi. Biasanya itu dirasakan saat jatuh cinta atau kekecewaan yang menyedihkan.

Dalam kombinasi studi kasus pasien dengan kerusakan daerah tertentu pada otak mereka dan informasi yang dikumpulkan dari investigasi pada hewan memberikan hasil tertentu. Ternyata danya memungkinkan kita untuk menyusun hubungan emosional di otak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement