Selasa 22 Dec 2015 19:42 WIB

Rektor Unair: Anak Yatim Harus Punya Semangat Dobel

Rektor Unair Muhammad Nasih (kanan) bersama anak-anak yatim.
Rektor Unair Muhammad Nasih (kanan) bersama anak-anak yatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 55 anak yatim binaan Yatim Mandiri mendapat kesempatan langka untuk belajar langsung dengan Rektor Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Nasih di Student Centre Kampus C Unair, kawasan Mulyosari, Surabaya, Senin (21/12). Mereka yang beruntung itu adalah para peserta Super Leader Camp Yatim Mandiri yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur.

Banyak sekali nasihat dan motivasi yang disuntikkan Nasih untuk para peserta. Di antaranya, tak boleh patah semangat untuk terus meniti jalan hidup, apapun kondisi yang dihadapi. “Saya bukan berasal dari keluarga mampu. Hidup kami pas-pasan. Tapi justru hal itu yang mendorong untuk bisa merubah keadaan. Kuncinya tentu niat kuat untuk meraih apa yang kita harapkan,” ujarnya, dalam siaran kepada Republika.co.id.

Nasih juga meminta para peserta, setelah berupaya maksimal, juga mendekat kepada Yang Maha Kuasa. “Semua jadi mungkin bila Allah yang menghendaki terjadi. Tak ada yang tak mungkin bagi Allah,” kata mantan aktivis masjid kampus Unair tersebut.

Nasih lalu menceritakan perjalanan hidupnya dari mahasiswa hingga menjadi rektor. Dulu ia hanya ingin menjadi dokter, tapi ternyata tidak diterima waktu ikut tes. Akhirnya malah masuk Fakultas Ekonomi. Ketika itu, bahkan ia tidak punya bayangan mau jadi apa.

"Tapi, Allah ternyata punya rencanya lain. Di Unair sejak lama ada anggapan yang jadi rektor harus dari Fakultas Kedokteran. Saya yang dari Fakultas Ekonomi sama sekali tak berpikir memimpin kampus ini. Tapi ternyata Allah menentukan lain. Saya malah menjadi rektor,” tuturnya. Menurut dia, hal itu bukti sekali lagi bahwa apa saja bisa terjadi bila memang diyakini sepenuh hati.

Para peserta yang rata-rata usia SMU antusias menyimak kegiatan itu. Karina Mediana, wakil dari Surabaya, mengaku bisa belajar banyak dari kisah hidup rektor Unair. “Saya akan ingat, bahwa kalau kita punya kekurangan, seperti kurang mampu secara ekonomi, harus punya semangat ganda untuk menutupinya. Semangatnya harus dobel. Pokoknya gak boleh nyerah,” ujar siswa SMA 9 Surabaya ini bersemangat.

Pengurus Yatim Mandiri, Muhammad Hasyim, berharap melalui kegiatan ini para peserta lebih punya keyakinan bahwa kesempatan sukses di masa depan sangat terbuka lebar. "Anak-anak tak boleh terbelenggu dengan image sebagai yatim. Tapi justru dengan taqdir seperti itu, harus lebih terpacu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement