Senin 07 Dec 2015 13:17 WIB

Nyeri Punggung Bisa Sebabkan Gangguan Pernapasan

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Nyeri punggung
Foto: webmd
Nyeri punggung

REPUBLIKA.CO.ID, Kondisi tulang yang terpelintir atau membungkuk sehingga menyerupai huruf S ternyata perlu ditangani sejak dini. Bila terus didiamkan kondisi ini akan mengganggu aktivitas seseorang dan dapat semakin memperburuk postur tubuh hingga menimbulkan gangguan pernapasan.

 

Spesialis orthopedi dan tulang belakang, dr. S. Dohar A.L. Tobing SpOT, K-Spine (Spine & Skoliosis) dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi mengungkapkan bahwa gangguan ini memang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tapi, pada kondisi yang belum terlalu parah mungkin tidak sampai mengganggu aktivitas orang tersebut. Namun, apabila tingkat keparahannya sudah tinggi maka sudah pasti harus segera ditangani.

 

"Awalnya pasien biasanya mengeluh sakit pinggang dan leher, karena otot-otot di sekeliling tulang punggung yang tidak simetris sehingga menjadi cepat lelah. Terutama ketika beban pekerjaan semakin bertambah. Lama-lama semakin terlihat tulangnya membengkok, pada derajat yang parah dapat membuat rongga paru menyempit sehingga pasien mudah terkena gangguan penapasan," jelasnya.

 

Secara keseluruhan, gangguan tulang belakang (skoliosis) belum dapat diketahui penyebab pastinya. Namun, faktor yang dicurigai dapat disebabkan oleh 1.001 macam masalah. Kelainan ini umumnya ditemukan di antara anak usia akil baligh sampai remaja, yang sedang mengalami fase pertumbuhan tinggi yang cepat.

(baca: Berat Badan Calon Ayah Ternyata Pengaruhi Kesehatan Anak Kelak)

 

"Maka dari itu, orangtua sebaiknya bisa mengetahui kelainan tulang punggung pada anaknya sejak dini. Saat dilihat berdiri mungkin tidak keliatan, tapi saat anak membungkuk tulang punggungnya akan terlihat asimetris. Semakin cepat dideteksi, maka akan semakin mudah diatasi dengan teknik yang tidak rumit dan tentunya tanpa perlu operasi dengan biaya mahal," lanjutnya.

Ia menerangkan bahwa terapi untuk memperbaiki kelainan tulang belakang ini memang berbeda satu sama lain, tergantung jenis skoliosis yang di derita serta tingkat keparahannya. Bila derajat kelengkungan di bawah 30 derajat, pasien biasanya hanya disarankan untuk melakukan fisioterapi berupa latihan fisik.

 

“Tapi kalau keparahan sudah di atas 45 derajat, maka operasi atau koreksi secara bedah untuk memasang pen adalah solusi terbaik yang paling disarankan oleh para medis," kata sang dokter.

Maka sejak dini Dohar mengimbau, agar sebaiknya kita perlu mewaspadai gejala skoliosis, dengan rutin memeriksakan kondisi tubuh. Hal ini berguna agar tidak timbul masalah-masalah lain yang dapat menghambat aktivitas sehari-hari nantinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement