REPUBLIKA.CO.ID, VALENCIA -- Jorge Lorenzo menjadi juara dunia MotoGP 2-15. Setelah menjalani musim yang hebat, pebalap Mallorca ini mampu mengukuhkan gelar ketiganya di MotoGP dan gelar kelima dalam kariernya.
Akan tetapi, baru sesaat dia meraih kemenangan sempurna di Cheste, Spanyol, sosok Lorenzo seakan menjadi antagonis di mata publik mengingat kemenangannya yang dinilai kontroversial. ROLers, berikut adalah wawancara khusus bersama Lorenzo, dilansir dari Motorbike Magazine, Rabu (11/11).
Bagaimana Anda menghadapi tekanan sepanjang tahun?
Belajar dari pengalaman, sedikit keras kepala, dan tetap konsentrasi bahwa aku sedang di balapan penting. Meski ada masalah dan kecewa di beberapa balapan, misalnya saat di Motegi aku sempat merasa bahwa tak mungkin jadi juara dunia tahun ini. Tapi, akhirnya aku sadar bahwa setidaknya aku harus berjuang memberikan segalanya.
Anda pernah merasa tak adil karena Rossi mencoba mengacaukan kemenangan dan musim hebat Anda dengan konspirasi Spanyol?
Kupikir semua kontroversi ini akan menguap begitu saja seandainya yang menang di balapan adalah Valentino. Di Valencia, dia sudah konsisten dengan kecepatannya dan lebih tenang. Dia tahu bahwa kesempatannya menjadi juara dunia tahun ini tidak tercapai, dan memang tak mudah menerima kenyataan itu.
Menurut Anda Yamaha sudah berusaha maksimal memperjuangkan Rossi?
Anda harus mempunyai empati dan bisa menempatkan diri menjadi orang laiin. Yamaha memiliki dua pebalap dan jika ada kejadian atau hukuman apapun, jelas kami harus membela pebalap kami. Untuk kasus Valentino, Yamaha sudah melakukan yang mereka bisa, meski Valentino sendiri sedikit mengecewakanku. Tapi ya aku maklum, aku pun tak tahu bagaimana jika aku mendapatkan stres dan tekanan sepertinya.
(Baca juga: Lorenzo Sebut Balapan dengan Rossi Sangat Mengesankan)
Anda puas dengan hasil akhir di Valencia?
Tidak ada akhir yang lebih baik selain balapan di rumah sendiri, bersama penggemar, dan tiga 'Raja Spanyol' berdiri di podium. Kami layak mendapatkannya.
Tahun depan Anda akan kembali bersama Rossi. Bagaimana hubungan kalian?
Sudah jelas hubungan kami tegang saat ini, namun itu normal-normal saja. Kami berjuang di kejuaraan ini dalam tim yang sama dan tidak ada persaingan. Sayangnya laporan di berbagai media sedikit berlebihan. Meski demikian, aku yakin tahun depan hubungan kami akan membaik.
Apa pelajaran berharga pada 2015 ini?
Pelajaran terpenting adalah jangan pernah menyerah. Kedengarannya klise, tapi dalam hidup Anda harus memperjuangkan sesuatu tanpa kenal menyerah. Anda mempunyai kartu sendiri, terkadang Anda harus mengubah atau memodifikasi kartu itu, namun Anda harus menghasilkan versi terbaik dar kartu tersebut. Itulah yang selalu berusaha kulakukan.
Sebelum musim 2015 dimulai, Anda mengatakan penting untuk belajar dari 2014. Itu adalah tahun yang sulit dan apakah Anda sudah merasa kemampuan meningkat sebagai pebalap?
Aku selalu mengatakan sangat penting untuk menerima kesalahan sendiri. Dua tahun lalu aku membuat banyak kesalahan. Aku berharap tidak mengulangi kesalahan-kesalahan ditahun tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
