Rabu 07 Oct 2015 00:42 WIB

Pemerintah Targetkan Penurunan Kasus Gangguan Penglihatan

Pasien yang mengalami gangguan penglihatan (kiri)
Foto: VOA
Pasien yang mengalami gangguan penglihatan (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menargetkan penurunan angka gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia pada tahun 2019. "Targetnya pada tahun 2019 kasus gangguan penglihatan dan kebutaan bisa menurun hingga 25 persen," kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di Jakarta, Selasa Malam.

Pada tahun 2020, kata dia, pemerintah memiliki visi setiap penduduk Indonesia memperoleh kesempatan atau hak untuk melihat secara optimal. Pada saat ini, tambah Nila, sekitar 52 persen kasus kebutaan disebabkan oleh katarak.

"Bisa karena faktor usia atau penyakit diabetes," katanya.

Dia menjelaskan, pada usia lanjut sangat umum terjadi kasus katarak. Sementara itu, tambah dia, penyakit diabetes juga dapat menyebabkan lensa mata keruh. "Dulunya lensa mata jernih namun menjadi keruh karena mengalami gangguan metabolisme," katanya.

Meski belum ada data akurat mengenai jumlah masyarakat yang mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan, namun Kementerian Kesehatan mencatat kasus terbanyak terjadi di Jawa Barat dengan angka 2,2 persen. Setelah itu Sulawesi Selatan 2,4 persen dan Nusa Tenggara Timur empat persen.

"Sekitar 50 persen karena katarak, bahkan di NTB 70 persen karena katarak," katanya.

Dia menambahkan, kasus gangguan penglihatan dan kebutaan dapat membuat produktivitas seseorang jadi menurun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement