Rabu 12 Aug 2015 12:50 WIB

Kiat Berkendara di Medan Offroad

Medan Offroad, Hutan Takuban Perahu, Cekole, Jawa Barat,
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Medan Offroad, Hutan Takuban Perahu, Cekole, Jawa Barat,

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Mengendarai mobil di jalanan perkotaan tentu berbeda dengan mengemudikannya di medan offroad. Karakter lintasan yang beragam dari segi kontur tanah membutuhkan keahlian khusus. Terlebih apabila anda mengendarai mobil bersistem penggerak empat roda atau 4x4.

Berikut tips yang dibagikan oleh instruktur keselamatan berkendara dari Indonesia SmartDrive, Momon S. Maderoni, saat memberikan klinik pelatihan keselamatan berkendara Mitsubishi All New Triton di kawasan Grand City, Balikpapan, Selasa (11/8).

STOP Pertama-tama, sebelum melintasi sebuah rintangan di medan offroad pengendara diminta untuk berhenti, memantau dan mempertimbangkan cara menaklukkannya.

STOP, merupakan akronim untuk berhenti (stop), berpikir (thinking), memantau (observation) dan menyusun rencana untuk melewatinya (planning), tentunya sembari berdoa agar percobaan tersebut berhasil.

Gunakan fungsi 4x4 sebelum melintas Momon menyarankan agar pengendara segera mengatur sistem 4x4 secara spesifik sebelum memulai upaya melintasi rintangan, demi menghindari kegugupan memindahka fungsi saat tengah berada di rintangan.‎ Sebagai informasi dalam All New Triton misalnya terdapat pilihan pengaturan sistem 4x4 Low Drive atau 4L yang cocok untuk digunakan untuk menaklukkan jenis medan yang licin, naikan dan turunan terjal, lumpur berat, jalanan miring dan parit atau cerukan dalam.

Sedangkan sistem 4x4 High Drive atau 4H cocok digunakan untuk jalanan licin, naik turun, lumpur yang tidak terlalu berat dan berbatu.

Perbedaan utama dari keduanya adalah, 4L memiliki traksi yang lebih besar sedangkan 4H berkecepatan lebih tinggi.

Jaga putaran mesin Momon mengatakan pengendalian putaran mesin juga merupakan salah satu tindakan penting dalam berkendara di medan offroad.

Menurut dia pengendara harus bisa mempertahankan putaran mesin di kisaran 1.500-2.500 rpm, sehingga hal itu berlaku juga kala mengendalikan tekanan gas maupun perpindahan transmisi gigi.

Hal itu demi menghindari mesin yang terlalu menderu bahkan memangkas kampas kopling kendaraan.

SMITH System Demi mendukung itu semua, kata Momon, pengendara harus selalu menerapkan prosedur berkendara aman ala SMITH System, yang meliputi memandang jauh ke depan, memantau sekeliling, gerakan mata, menyiapkan jalan keluar dan komunikasi.‎

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement