Jumat 07 Aug 2015 00:02 WIB

Indonesia Dinilai Memerlukan 'Kopassus' dalam Dunia Pendidikan

Komaruddin Hidayat
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Komaruddin Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Komaruddin Hidayat mengatakan Indonesia perlu memiliki "pasukan Kopassus" di dunia pendidikan, atau yang terdiri atas siswa-siswi terpilih.

Dalam perbincangan dengan Antara di Jakarta, Kamis (6/8), Komaruddin menjelaskan hal ini dibuat untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul dan siap untuk bersaing di dunia internasional.

"Kualitas pendidikan kita masih rendah dan sulit untuk bersaing. Oleh karena itu diperlukan pasukan khusus, seperti Kopassus di dunia militer, yang memang dipersiapkan untuk bersaing ('competitive oriented'), bisa meraih nobel, sembari juga mempersiapkan sarana-sarana pendidikan untuk seluruh masyarakat," kata Komaruddin.

Guru Besar Filsafat Agama dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini menyatakan sudah saatnya pemerintah memperhatikan dunia pendidikan dengan terus membangun riset-riset perguruan tinggi.

"Saya rasa ini bukan masalah dana melainkan kebijakan. Kita harus meniru India dan Tiongkok, bangun pusat-pusat unggulan pendidikan, bangun sekolah bagus," katanya.

Selain pendidikan, bidang lain yang perlu diperhatikan pemerintah adalah kesehatan. Doktor Filsafat dari Middle East Technical University, Turki, ini menganggap pemerintah Indonesia belum memperhatikan secara serius masalah ini.

"Perbandingan jumlah dokter jauh sekali dengan jumlah masyarakat. Belum lagi fakultas kedokteran yang sepertinya dirancang hanya untuk orang-orang berduit," ujar dia.

Selain itu, dia melanjutkan, Indonesia sudah mulai kehilangan tradisi kesehatan lokal, digantikan oleh pengobatan modern yang bahkan banyak bahannya diambil dari Indonesia.

Mahalnya obat-obatan pun dinilai sebagai masalah yang belum bisa dipecahkan hingga saat ini.

Namun, Komaruddin menyambut baik program BPJS Kesehatan yang diluncurkan pemerintah sejak tahun 2014. "Kebijakam BPJS ini tinggal dibenahi saja. Karena bagaimana kita bisa kompetitif jika tidak sehat?" tutur dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement