Senin 27 Jul 2015 13:25 WIB

Prodi Keagamaan tak Menjanjikan Masa Depan, Benarkah?

Rep: c30/ Red: Damanhuri Zuhri
Didin Hafidhuddin
Foto: ROL
Didin Hafidhuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Prof Dr Didin Hafidhuddiin mengatakan wajar jika calon mahasiswa memilih prodi yang bisa menjanjikan masa depannya. Alasannya, mereka melihat realitas yang ada.

Prodi umum seperti managemen, perbankan Syariah, kesehatan, ini lebih menjamin harapan mereka dapat terwujud. Tentunya, mereka menginginkan masa depan yang nyaman dan pasti.

"Saya kira ini pandangan anak-anak SMA. Namanya juga anak muda, wajar jika mereka berpikir seperti itu," ujar Didin, saat dihubungi Republika Senin (27/7).

Dia juga meng-iya-kan jika beberapa tahun terakhir ini peminat prodi-prodi yang bersifat umum lebih diminati ketimbang fakultas agama.

Bahkan, hal ini juga terjadi di Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia. "Jadi, ini memang gejala sudah berlangsung beberapa tahun terakhir," terang Didin.

Didin beranggapan, jika saja orang tua atau guru-guru bisa menyampaikan atau memberikan pengertian masa depan tidak ditentukan dari program studi yang digeluti. Masa depan yang baik, bisa juga didapat dari ketekunan, kreatifitas, kesungguhan, dan juga akhlak yang baik.

Tapi jika kenyatan yang ada anggapan anak-anak masih seperti itu, akan lebih baik jika para orang dewasa yang mencarikan solusinya. Misalnya, menyediakan bidang yang dapat menampung bakat-bakat khusus untuk mahasiswa fakultas agama.

Solusi program beasiswa juga bisa diperhitugkan. Misalnya tawaran beasiswa untuk calon mahasiswa yang pintar membaca Alquran, punya hafalan sekian juz, atau pemahaman ilmu agama yang baik.

Dengan cara mencarikan dan memberikan mereka beasiswa tentu dengan persyaratan yang ketat ini jauh lebih baik sebagai jalan keluar.

"Ketimbang, mereka masuk Fakultas Agama dalam tanda petik karena mereka tidak diterima di Fakultas Umum," ujar Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) ini menjelaskan.

Didin berharap, untuk masa depan prodi-prodi keagamaan ini dengan memberikan program beasiswa dapat menjadi perhatian.

Untuk pemerintah, Lembaga Dakwah, Lembaga zakat, sosial keagamaan, dan organisasi-organisasi Islam dapat memberikan dukungan berupa program beasiswa. "Di Ibn Khaldun sudah kita lakukan ini selama empat tahun," ujar Didin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement