Jumat 24 Jul 2015 11:20 WIB

Suasana Kekeluargaan dan Islami di Boarding School

Siswa boarding school Sekolah  Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor tengah mengaji Alquran bersama
Foto: Dokumentasi SBBI
Siswa boarding school Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor tengah mengaji Alquran bersama

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Sekolah Islam berasrama (Islamic boarding school) berupaya memadukan antara kehangatan keluarga dan suasana Islami. Hal itu dilakukan oleh Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Bogor.

Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Bosowa Bina Insani mempunyai program sekolah berasrama untuk jenjang SMP dan SMA. “Kami berupaya menciptakan suasana yang hangat dan akrab antara siswa, pembina asrama, pembantu asrama, sopir dan sekuriti,” kata penanggung jawab boarding Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Muhidayat di Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/7).

 

Selain itu, SBBI juga berupaya menciptakan kebersamaan antarsiswa. Misalnya, shalat fardhu berjamaah, mengaji Alquran bersama,  makan bersama, bermain bersama,  dan outing  bersama. “Dalam berbagai kegiatan tersebut, para siswa selalu didampingi pembina asrama, sehingga  terasa hangat seakan-akan sebuah keluarga besar,” papar Muhidayat.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Anies Baswedan menyebutkan bahwa pendidikan yang paling pertama dan penting dimulainya dari rumah, yaitu orang tua. Namun, untuk anak-anak yang bersekolah asrama (boarding school) atau pesantren, pihak sekolah wajib untuk memberikan karakter orangtua di dalam sekolah tersebut.

“Pendidikan dari orangtua itu mulai dari kandungan, apalagi usia dini. Ketika orangtua misalnya menitipkan anaknya ke boarding school, maka boarding school ini harus benar-benar menyadari sebagian dari karakter orang tua ada di sekolah itu,” kata Anies saat diskusi Ngobrol Santai Tentang Dakwah di Lembaga Dakwah iHaqi center, Jumat (10/7).

Anies menjelaskan, di dalam sekolah asrama tersebut harus diciptakan suasana kasih sayang dan harus bisa menumbuhkan suasana kedekatan orangtua. Agar anak-anak yang tumbuh besar jauh dari orangtua bisa membangun sebuah keluarga.

“Jangan sampai anak-anak yang jauh dari orangtua, justru yang terbangun adalah anak yang individualistik dan tidak bisa membangun suasana keluarga,”imbuhnya.

Muhidayat menjelaskan, program boarding school  SBBI berupaya  membentuk karakter atau kepribadian Islam, baik dalam berpikir maupun  bertindak. “Berpikir Islami, berprilaku  pun harus Islami,” ujarnya.

Boarding school SBBI juga menekankan pembiasaan ibadah sehari-hari, seperti tadarus dan tahfiz Quran,  shalat  Tahajud, shalat Dhuha, dan shalat-shalat sunnah lainnya. “Harapan kami, para siswa boarding school SBBI merupakan remaja yang disipin dan  memiliki kebiasaan baik dalam ibadah maupun muamalah,” tutur Muhidayat.

Selain itu, boarding school SBBI juga menekankan pada  kompetensi bahasa, terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris. “Hal itu bertujuan agar para siswa  boarding school SBBI  mempunyai kemampuan berbahasa Inggris maupun Arab yang baik,” ujarnya.

Muhidayat mengatakan, Bahasa Arab adalah bahasa Alquran sekaligus bahasa surga. Bahkan kini bahasa Arab juga merupakan bahasa global. “Untuk itu, SBBI mengundang imam dari Madinah, Syekh Essam Al-Mizjaji untuk menjadi native speaker bahasa Arab,” ungkap Muhidayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement