Selasa 16 Jun 2015 01:02 WIB

Sekolah Al-Iman Memadukan Tahfiz Quran dan Baca Cerita (bag 2-habis)

Suasana wisuda Sekolah Islam Terpadu Al-Iman Citayam, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/6)
Foto: Dokumentasi Sekolah Al-Iman
Suasana wisuda Sekolah Islam Terpadu Al-Iman Citayam, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/6)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- KH Mawardi Labay adalah seorang  ulama yang sangat peduli pendidikan. “Hal itu yang mendorong Beliau mendirikan Sekolah Islam Terpadu Al-Iman di Pabuaran, Citayam, Bogor, Jawa Barat, sejak 17 tahun lalu,” ujar Ketua Umum Yayasan Perguruan Al-Iman Afrizal Sinaro, Sabtu (13/6).

Afrizal mengungkapkan, di Sekolah Islam Terpadu Al-Iman, pelajaran Alquran dan shalat menjadi prioritas yang diberikan kepada anak didik. “Walaupun kurikulum yang dipakai adalah kurikulum Kemendikbud,” tuturnya

Selain menghapal Alquran, para guru di Sekolah Islam Al-Iman juga harus membacakan buku cerita di hadapan murid-muridnya selama 10 menit sebelum pelajaran dimulai.  Untuk itu, para guru dilatih membacakan cerita atau mendongeng. “Membaca buku itu harus dengan suara keras, sehingga semua murid bisa mendengarnya,” tutur Afrizal.

Program membacakan buku cerita ini, kata Afrizal, terutama bertujuan untuk melatih para siswa agar gemar membaca. “Hal ini juga sejalan dengan program Mendikbud Anies Baswedan dalam rangka mendorong minat baca para siswa,” ungkapnya.

Setelah mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru selama sekitar 10 menit, siswa penasaran. Mereka ingin tahu kelanjutan cerita tersebut.  “Nah, guru lalu mempersilakan para siswa untuk membaca kelanjutan cerita tersebut langsung di bukunya yang berada di perpustakaan, pada jam istirahat,” paparnya.

Berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya, yang perpustakaannya terpusat pada satu ruang atau bangunan khusus, perpustakaan di Sekolah Islam Al-Iman berada di tiap-tiap kelas. “Setiap kelas di Sekolah Al-Iman dilengkapi dengan perpustakaan. Bolehlah kalau disebut pojok perpustakaan,” kata Afrizal.

Buku-buku di pojok perpustakaan tersebut disesuaikan dengan usia siswa kelas tersebut masing-masing. Misalnya, siswa kelas 3 SD, maka buku-buku yang ada di pojok perpustakaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan daya tangkap siswa kelas 3 SD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement