Senin 01 Jun 2015 13:00 WIB

Noor Aman, Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia: Ini Skenario yang Dibuat-buat

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagaimana pendapat Anda mengenai sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA?

Ini bisa jadi merupakan skenario yang dibuat-buat. Mereka enggak ngerti apa-apa. Kami ini ingin membantu mereka menegakkan statuta mereka, kok malah kami yang disalah-salahkan?

Mengapa Anda berkesimpulan seperti itu?

Janggal, ini aneh. Seharusnya FIFA terlebih dahulu mengklarifikasi surat dari PSSI karena bisa jadi keputusan tersebut terjadi hanya sepiha. Sehingga, BOPI menyatakan bahwa hal ini bisa jadi merupakan sebuah skenario yang sudah dibuat-buat.

Sebelumnya, apakah sudah ada upaya agar Indonesia tidak terkena sanksi FIFA?

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan BOPI sudah melakukan upaya agar Indonesia tidak terkena sanksi tersebut sebelum akhirnya FIFA menjatuhkan keputusan. Kami sudah memberi surat kepada FIFA dengan maksud untuk mencegah Indonesia agar tidak terkena sanksi. Namun, kami tidak pernah dianggap.

Apa harapan Anda terkait hal ini ?

Kami berharap agar FIFA memberi sanksi dengan pertimbangan yang seimbang. Kami akan tetap berusaha agar sanksi FIFA dicabut. Kemenpora pernah memberi surat untuk bertemu FIFA di Swiss pada 20 Mei 2015. Maksudnya (untuk) memberi laporan tentang apa yang terjadi terhadap sepak bola Indonesia. Namun, permintaan tersebut ditolak melalui surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke pada 22 Mei.

Pada surat tersebut, Valcke menyebut bahwa keputusan BOPI yang tak merekomendasikan Persebaya dan Arema mengikuti ISL 2015 adalah bentuk intervensi yang melanggar statuta FIFA, padahal PSSI, menurut FIFA, telah mengakui bahwa dua klub ini telah memenuhi kriteria.

Kementerian Pemuda dan Olahraga melalui juru bicaranya, Gatot S Dewa Broto, memang menilai ada kejanggalan dalam surat sanksi FIFA yang diberikan untuk Indonesia. Hal tersebut ia jelaskan melalui situs resmi Kemenpora.  c04 ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement