Rabu 20 May 2015 17:00 WIB

PB IDI Gelar Pemeriksaan Kanker Serviks Gratis

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.
Foto: Prayogi/Republika
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, Menjelang 70 tahun kemerdekaan Republik lndonesia, status kesehatan lndonesia masih memperlihatkan beberapa tantangan besar terutama pada kesehatan ibu dan anak.

Dari data Survei Demografi Kesehatan lndonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di lndonesia mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) mentargetkan penurunan AKI hingga sepertiga di tahun 2015, yaitu sebesar 102 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.

Kematian ibu akibat kanker serviks (leher rahim) menunjukkan angka terbanyak dari penyebab kematian akibat kanker. Di lndonesia diperkirakan setiap hari muncul 40 sampai 45 kasus baru, 20 sampai 25 orang meninggal. Berarti setiap satu jam diperkirakan satu orang perempuan lndonesia meninggal dunia akibat kanker serviks.

“Artinya Indonesia akan kehilangan 600 sampai 750 orang perempuan yang masih produktif setiap bulannya,” ungkap Ketua Umum Pengurus Besar lkatan lstri Dokter lndonesia (PB IDI), dr. Zaenal Abidin, SH, MH, Rabu (20/5).

Minimnya pengetahuan perempuan lndonesia tentang pemeriksaan serta tanda-tanda kanker serta kendala pembiayaan pengobatan dan akses fasilitas pelayanan kesehatan dilihat sebagai salah satu penyebab masih tingginya angka kanker serviks tersebut.

Karena itu, dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional 20l5 dan Hari Bakti Dokter Indonesia ke 107, PB IDI ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini kanker. PB IDI bekerjasama dengan Pemerintah DKI Jakarta akan menggelar pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) cuma-cuma bagi 300 ibu rumah tangga dan akan diikuti oleh IDI wilayah dan cabang.

“Inisiatif pencegahan dan deteksi dini kanker juga menjadi penting tidak hanya di kota besar tapi juga di daerah,” ujarnya.

Bila terlanjur memasuki stadium lanjut karena kompleksitas yang tinggi penanganan penyakit kanker membutuhkan penanganan jangka panjang dan padat teknologi. Penyakit katastropik termasuk kanker juga terbukti secara empiris menyedot biaya pelayanan kesehatan yang sangat tinggi dan menurunkan produktifitas penduduk secara dramatis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement