Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

'Penentuan Harga BBM Sudah Salah Sejak Awal'

Jumat 15 May 2015 17:33 WIB

Rep: c74/ Red: Dwi Murdaningsih

Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Grogol, Jakarta, Selasa (28/4). (Republika/ Yasin Habibi)

Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Grogol, Jakarta, Selasa (28/4). (Republika/ Yasin Habibi)

Foto: Republika/ Yasin Habibi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengambilan keputusan penentuan harga bahan bakar minyak (BBM) dipertanyakan. Pertamina telah mengumumkan lewat media dan seluruh surat edaran ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bahwa harga BBM akan naik. Namun batal dilakukan. Ketua MPR Zulkifli Hasan berpendapat hal ini disebabkan kesalahan dari awal.

"Kan di undang-undang sudah ditentukan BBM tidak boleh diserahkan pada harga pasar," katanya usai membuka acara Pengkaderan Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (15/5).

Zulkifli mengatakan hal ini akan mengakibatkan perekonomian Indonesia semakin terputuk. Mengingat nilai tukar rupiah semakin menurun. Mantan Menteri Kehutanan ini mengatakan dengan membiarkan BBM ditangan pasar akan mengakibatkan kenaikan harga luar biasa.

Ia mengatakan banyak masyarakat Indonesia yang mendekati kemiskinan menjadi miskin. Karena itu menurutnya pemerintah harus kembali menentukan harga BBM.

Sebelumnya Pertamina akan menaikan harga Pertamax, pertamax plus, biosolar dan Pertamax Dex. Sedangkan harga premium dan solar masih tetap yaitu Rp 7400 dan Rp 6900. Rencananya harga Biosolar naik menjadi Rp 9200. Namun tiba-tiba Pertamina membatalkan kenaikan harga tersebut. Dengan alasan adanya kesimpang siuran harga Biosolar.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler