Kamis 16 Apr 2015 02:36 WIB

Program Kesehatan di Tempat Kerja, Kurangi Obesitas Karyawan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
obesitas
Foto: antara
obesitas

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah sudi baru menunjukkan bahwa program-program kesehatan yang diterapkan di tempat kerja bisa efektif membantu seseorang menurunkan berat badannya.

Kantor juga bisa menyediakan pilihan makanan sehat dan meningkatkan kesempatan bagi karyawannya untuk melakukan aktivitas fisik dengan melibatkan partisipasi aktif mereka.

Penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Public Health menyebutkan selama penelitian dua tahun mereka berhasil mendorong pengurangan obesitas karyawan hingga sembilan persen. Profesor di Rochester Department of Public Health Sciences, Diana Fernandez mengatakan ketika karyawan diberdayakan untuk mengikuti program kesehatan di kantornya, maka itu membawa perbaikan berarti bagi mereka.

"Tempat kerja adalah lingkungan mandiri. Dengan sistem komunikasi yang dibangun, maka perusahaan bisa mengintervensi, misalnya memodifikasi pilihan makanan dan mendorong aktivitas fisik karyawannya," ujar Fernandez, dilansir dari Science Daily, Rabu (15/4).

Orang Amerika menghabiskan rata-rata sepertiga dari waktu mereka di tempat kerja. Stres yang berhubungan dengan pekerjaan akibat lingkungan kerja monoton, banyaknya pekerjaan kantor meningkatkan godaan seseorang untuk makan kudapan, seperti kue, keripik, hingga permen lebih banyak sehingga berkontribusi menambah berat badan mereka.

Dalam beberapa tahun trakhir, banyak perusahaan telah menerapkan program kesehatan dalam upaya meningkatkan produktivitas, mengurangi absensi, dan mengurangi tagihan biaya asuransi kesehatan dan memberikan insentif perilaku hidup sehat.

Diperkirakan 68 persen orang Amerika mengalami obesitas. Mengurangi obesitas melalui perubahan pola makan dan meningkatkan ativitas fisik adalah target utama kebijakan kesehatan mereka sebab obesitas meningkatkan risiko diabetes dan penyakit kardiovasular.

Dalam penelitian ini, tim melibatkan 3.799 orang karyawan sebuah perusahaan di Rochester. Mereka membagi dua kelompok, yaitu kelompok yang diintervensi program kesehatan di tempat kerja dengan kelompok yang tidak diintervensi apapun.

Untuk mengukur efektivitas perubahan ini, peneliti mengukur indeks massa tubuh (BMI) karyawan diawal dan diakhir program setelah dua tahun. Seseorang dengan BMI lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan, sedangkan yang di atas 30 sudah disebut obesitas. Diakhir masa studi, kelompok yang diitervensi menunjukkan penurunan kelebihan berat badan hingga sembilan persen, sedangkan kelompok yang tidak diintervensi apapun justru mengalami peningkatan berat badan hingga lima persen.

Mereka yang diintervensi diberikan program kegiatan fisik yang bervariasi, seperti frisbee golf atau bocce ketika jam istirahat, fasilitas alat-alat olah raga, hingga menu makanan sehat. Studi ini menunjukkan bahwa intervensi lingkungan kerja adalah strategi menjanjikan untuk mengendalikan berat badan dan populasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement