Rabu 18 Mar 2015 10:21 WIB

Tenang, Penyakit Parkinson tak Sebabkan Kematian

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Parkinson
Parkinson

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Saraf dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Dr Frandy Susatia mengatakan, penyakit parkinson tidak menyebabkan kematian tetapi hanya  menganggu kehidupan. 

"Biasanya pasien parkinson meninggal karena terkena penyakit lain. Jadi bukan parkinsonnya yang membuatnya meninggal," kata Frandy, Rabu, (18/3).

Dengan adanya kemajuan di bidang medis, baik obat maupun teknik pembedahan modern, penderita parkinson dapat diterapi untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Salah satu teknologi tercanggih untuk menangani penyakit ini adalah operasi stimulasi otak dalam.

"Pasien hanya diberi anestesi lokal dan dibiarkan dalam keadaan sadar. Ini bertujuan agar selama proses operasi pasien dapat berkomunikasi dengan baik dan nyaman."

Menurut Frandy, tidak satu obatpun yang memperpanjang hidup manusia. Namun, obat hanya mengontrol agar penyakit tidak berkembang parah.

Sementara itu, Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk Dr Made Agus M Inggas menambahkan, jika obat-obatan tidak berhasil atau malah memberikan efek samping yang berat terhadap pasien parkinson, maka mereka bisa diobati dengan operasi.

Operasi stimulasi otak dalam, ujar dia, merupakan metode terapi yang paling standar dan diterima luas di kalangan kedokteran. Operasi ini  meningkatkan kualitas hidup pasien parkinson, ia bisa kembali normal seperti dulu dalam waktu singkat. 

Penyakit parkinson adalah penyakit degenerasi yang menyerang otak karena kurangnya dopamine dalam otak. Gejala utamanya adalah gangguan pergerakan dan gangguan non motorik. Pada banyak penyandang parkinson, ada gangguan kognitif dalam berbagai derajat.

Penyakit parkinson sulit dicegah dan disembuhkan karena penyebabnya sendiri sulit diketahui pasti. Yang jelas, ketika individu kehilangan lebih dari 80 suplai dopamine, zat penting dalam proses pengiriman sinyal antara sel-sel saraf otak untuk mengatur gerakan, maka individu akan mengalami beberapa gejala parkinson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement