Selasa 17 Mar 2015 18:53 WIB

Tingkat Literasi Siswa SD Belum Disertai Pemahaman

ilustrasi
Foto: Yasin Habibi/Republika
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pakar pendidikan dari USAID-Prioritas Dr Nensilianti, MHum mengatakan, tingkat litersi siswa sekolah dasar (SD) belum disertai dengan pemahaman bacaan, sehingga akan menjadi kendala untuk ke jenjang berikutnya.

"Dari pengamatan kami di lapangan, banyak siswa SD yang sudah bisa membaca, namun dari sisi pemahaman isi bacaan masih rendah, karena itu mendorong guru untuk dapat membantu siswanya," kata Nensilianti disela-sela workshop Good Practice School, di Makassar, Selasa (17/3).

Menyikapi kondisi tersebut, lanjut trainer USAID ini, lembaga donor Amberika ini menghimpun 16 sekolah dari empat kabupaten/ kota di Sulsel yakni Kabupaten Maros, Wajo, Bantaeng dan Makassar menjadi perwakilan mengikuti workshop untuk sekolah model.

Dia mengatakan, melalui pelatihan itu nanti, perwakilan guru dan kepala sekolah dapat melakukan pendampingan dan membuat metode dan model pembekajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami bacaannya.

"Jadi bukan persoalan literasinya saja, tetapi bagimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang dibacanya itu," katanya.

Dia mengatakan, selain melakukan pendampingan terhadap sekolah mitra USAID di Sulsel, juga perwakilan gurunya sudah diajak untuk meninjau sekolah percontohan atau sekolah model di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Sementara out put yang diharapkan dari pelatihan itu, lanjut dia, akan lahir suatu model yang dapat diterapkan pada siswa di kelas untuk memudahkan siswa memahami isi bacaannya.

"Jadi itu nanti akan menjadi pola rujukan dan menjadi praktik baik untuk diterapkan di kelas," katanya.

Selanjutnya, penerapan itu akan dievaluasi untuk dilihat perkembangan dan masalah di lapangan. Apabila belum sepenunya dapat dilaksanakan, tentu dicari solusi dari permasalahan yang ada.

Dalam perumusan model pengajaran dan pendampingan ke sekolah-sekolah mitra USAID, Nensilianti mengatakan, dua perguruan tinggi dilibatkan yakni Universitas Negeri Makassar dan Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar dengan dua instansi terkait yaitu Departemen Pendidikan dan Departemen Agama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement