Selasa 17 Mar 2015 07:00 WIB

Mengapa Orang Tua Takut Beri Imunisasi Anak?

Rep: Niken Paramita Wulandari/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksinasi. Ilustrasi
Foto: Daily Mail
Vaksinasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sudah lebih dari setengah abad menjalankan praktik imunisasi. Tapi masih banyak orang tua yang enggan memberikan imunisasi kepada anaknya. Dirjen Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Subuh mengatakan setidaknya ada dua alasan yang melatari ketakutan masyarakat terhadap imunisasi. Pertama dampak buruk seperti menyababkan cacat atau penyakit lain, dan faktor keagamaan.

“Sekarang banyak rumor vaksin bisa menimbulkan gejala penyakit. Dari dulu hasil pengalaman diseluruh dunia tidak terbukti kekhawatiran seperti itu. Kalau memang benar mengakibatkan seperti itu mungkin dari dulu masyarakat sudah banyak yang cacat atau menderita penyakit,” katanya kepada ROL, Senin (16/3).

Sementara itu masalah agama timbul terutama pada tataran haram halalnya produk vaksin. Haram karena beberapa rumor menyebutkan bahan pembuat vaksin imunisasi terbuat dari bagian tubuh babi. Namun Subuh membantahnya. Subuh meyakini, setiap produk jadi yang diberikan untuk masyarakat Indonesia sudah terjamin kehalalannya. Di Indonesia pemeriksaan kehalalan sudah dilakukan oleh produsennya sendiri dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Sudah terperiksa ekstrak-ekstrak yang mengandung bahan yang tidak halal. Kita juga sudah cek di Kementerian Luar Negeri dibeberapa negara Islam mereka juga menggunakan vaksin yang sama seperti di Indonesia,” katanya. 

Bayi, dan anak, kata dia, kerap kali mengalami demam setelah mendapatkan imunisasi pertamanya. Tapi tak perlu takut. Menurut Subuh, hal ini merupakan reaksi normal dari tubuh atas vaksin yang dimasukkan.

“Satu dari satu juta orang mungkin mengalami demam, tapi itu wajar saja selama dalam koridor yang tidak membahayakan,” ujar Subuh.

Subuh menambahkan, ketakutan orang tua yang enggan memberikan vaksin pada anaknya disebabkan karena banyak isu negatif yang berbedar. Seperti misalnya, imunisasi menimbulkan penyakit lain, cacat, dan sebagainya.

Padahal secara klinis, menurutnya, imunisasi tidak menimbulkan efek samping. Imunisasi juga tidak menimbulkan penyakit yang menakutkan seperti yang selama ini beredar di masyarakat.

“Ketakutan karena isu-isu saja. Kalau disuntik nangis dan agak demam wajar. Kalau secara efek samping namanya sesuatu yang diberikan secara eksternal mengandung risiko. Tapi risiko yang bagaimana yang harus kita lihat, manfaatnya jauh lebih besar daripada mudharatnya,” katanya.

Beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan pemberian vaksin antara lain seperti TBC, polio, dipteri, campak, tetanus, dan hepatitis. Dengan imunisasi maka risiko terkena penyakit tersebut menjadi lebih kecil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement