Selasa 10 Mar 2015 08:19 WIB

Kurang Tidur Picu Pola Makan Berlebih

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Israr Itah
Banyak orang yang sesungguhnya belum memahami konsep tidur yang menyehatkan seperti apa.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Banyak orang yang sesungguhnya belum memahami konsep tidur yang menyehatkan seperti apa.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Melewatkan tidur meski satu malam menyebabkan pergeseran aktivitas otak dan akhirnya memicu keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan berlemak dihari berikutnya. Studi baru menunjukkan hubungan antara kurang tidur dengan risiko obesitas.

"Penelitian ini menemukan bahwa tak tidur semalam mengubah fungsi otak dalam  jaringan salience," kata penulis senior, Hengyi Rao, dilansir dari Health.com, Selasa (10/3).

Terlebih lagi, analisis pemindaian otak menunjukkan bagaimana jaringan salience berubah dalam menanggapi kurang tidur. Mereka kemudian mungkin lebih banyak mengonsumsi makanan berlemak.

Jaringan salience terdiri dari tiga bagian yang semuanya berada di bagian depan otak. Daerah ini secara kolektif terlibat dalam menginterpretasikan emosi, persepsi sensorik, dan strategi mental.

Peneliti melibatkan 46 responden dewasa yang sehat dan sebagian besarnya tidak mengalami obesitas berusia 21-50 tahun. Semua responden ini bukan perokok dan mereka rutin tidur antara 6,5-8.5 jam semalam.

Responden ini tidak menderita gangguan tidur tertentu atau komplikasi medis juga psikologis. Semuanya diminta menghabiskan waktu lima hari berturut-turut dengan kurang tidur. Pada malam pertama, mereka diminta istirahat penuh selama sembilan jam. Otak mereka lalu dipindai.

Sebanyak 34 responden diminta mengurangi jam tidurnya pada malam kedua. Ini berarti mereka tetap terjaga sepanjang malam, sedangkan 12 responden lainnya diminta untuk tetap tidur cukup.

Hasilnya, kelompok kurang tidur mengonsumsi 950 kalori ekstra setelah mereka begadang. Mereka yang tidak tidur mengonsumsi lebih banyak lemak dan sedikit karbohidrat.

Pada saat yang sama, kelompok yang kurang tidur menunjukkan aktivitas jaringan salience yang normal. Peneliti menyimpulkan bahwa orang-orang yang harus terjaga malam secara sengaja, seperti polisi militer, pengemudi truk atau tenaga medis cenderung akan makan lebih banyak makanan tak sehat karena pergeseran aktivitas otaknya. Mempertahankan tidur yang cukup, kata Rao, menjadi kunci untuk menjaga berat badan sehat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement