Selasa 03 Mar 2015 16:15 WIB

Kasandra Putranto, Aktivitas Sosial Psikolog Kondang

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berkecimpung dalam bidang psikologi selama 24 tahun membuat A Kasandra Putranto paham betul dengan permasalahan psikososial yang dialami masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak dan remaja. Anak dan remaja yang harusnya menggali ilmu dan prestasi sering berhadapan dengan banyak masalah kehidupan. Mereka terusik oleh ketidakharmonisan keluarga, narkoba, pornografi dan porno aksi, hingga kekerasan.

Kasandra mencermati orang yang mengalami gangguan jiwa lekat dengan tindakan kriminal, apalagi pada era teknologi seperti saat ini. Tingkat kejahatannya relatif sama, tapi yang menonjol adalah pelaku kejahatannya yang kini makin banyak berasal dari usia muda. "Saya prihatin, anak-anak banyak yang kehilangan nilai," ujar Kasandra kepada Republika, Rabu (25/2) silam.

Anak muda masa kini berbeda dengan masa lalu. Generasi muda saat ini lebih mudah terpuruk ketika menghadapi masalah. Saat putus cinta, misalnya, ada yang frustasi sampai bunuh diri. "Problemnya berasal dari pergeseran budaya dan ekonomi," ucap ibu dari tiga anak ini.

Kasandra yakin persoalan sosial semacam itu dapat dicegah dengan kehangatan hubungan antaranggota keluarga. Orang tua harus memiliki waktu untuk anaknya. Kesibukan bekerja bukanlah pembenar untuk menomorduakan anak. "Ibu boleh saja bekerja, asal jam kerjanya lebih sedikit dari ayah. Karena kalau tidak, anak akan kehilangan pilar-pilarnya," kata finalis Abang None Jakarta 1989 ini.

Kasandra selalu bersemangat saat membicarakan permasalahan sosial di masyarakat yang terkait dengan gangguan kejiwaan. Tak cuma bicara, ia juga tergerak untuk turut membantu mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi, persoalan pelik itu tak mungkin teratasi hanya dengan upaya kuratif saja. "Tindakan preventifnya harus ada, proporsinya 30 persen," ujarnya.

Kepedulian besar Kasandra terhadap dunia anak sering membuatnya dianggap sebagai psikolog perkembangan anak. Padahal, sejatinya ia adalah psikolog klinis dan forensik yang biasanya baru bekerja setelah terjadi kesalahan atau kelainan. "Untuk mengurangi kesalahan itu perlu upaya pencegahan dari hulu berupa pengasuhan yang tepat sejak dini," ucap putri kedua R Oemarjoedi, mantan bankir di Bank Rakyat Indonesia ini.

Sementara itu, untuk kalangan yang lebih luas, persoalan psikologisnya lain lagi. Depresi menjadi pembunuh nomor dua di Indonesia. Padahal, 15 tahun lalu depresi menduduki peringkat empat. Itulah yang memancing kepedulian Kasandra peduli pada bidang ini.

Perjalanan karier

Sejak lulus kuliah pada 1991, Kasandra telah menjajal berbagai pekerjaan. Ia pernah menjadi marketing officer, project director, public relation officer, hingga general manager di sejumlah perusahaan. Namun, 18 tahun belakangan ia mengelola biro psikologi Kasandra & Associate.

Sang suamilah yang mendorongnya membangun perusahaan sendiri. Harapannya, dengan berhenti bekerja pada orang lain, waktu Kasandra untuk anak bisa lebih banyak. "Usaha ini tidak akan ada kalau tanpa sentuhan hati dari suami," ucap perempuan yang menjabat sebagai ketua Ikatan Psikologi Klinis Jakarta ini.

Aktivitas keseharian Kasandra cukup padat. Ia praktik di Jalan Kramat Pela nomor 210, Jakarta Selatan, selama lima hari dalam sepekan. Meski demikian, ia tak lantas meninggalkan buah hatinya. Kasandra menata kantornya sedemikian rupa sehingga anak-anaknya nyaman berada di kantor sang bunda di luar jam sekolah. "Saya menyediakan lantai atas untuk anak-anak bermain dan ada staf yang bertugas mengasuh anak-anak selama saya dan suami bekerja," kata Kasandra yang aktif berorganisasi. Itu pula yang menurutnya membuat suasana bekerja di kantornya sangat kental dengan nuansa kekeluargaan.

***

Peduli Pekerti dan Prestasi Anak

Begitu banyak upaya masif untuk merusak generasi masa depan bangsa. Baik itu melalui pornografi, percintaan, lagu, film, narkoba, hingga permainan di dunia maya. "Tanpa disadari itu mencuci otak anak-anak Indonesia," ujar Kasandra miris.

Kesamaan pemikiran tentang kualitas pekerti anak dan remaja Indonesia mempertemukan Kasandra dengan Dwiki Dharmawan dan Uti Rahardjo. Bertiga, mereka menggagas gerakan Matahari Peduli Pekerti dan Karakter Anak Indonesia. "Kami mencoba menumbuhkan kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan, salah satunya pembuatan video mini series yang menampilkan 32 modul nilai pekerti dalam kemasan gerak dan lagu," jelas Kasandra tentang gerakan lintas profesi itu didukung oleh psikolog, musisi, dan pakar media kreatif.

Matahari Peduli Pekerti dan Karakter Anak Indonesia belum lama ini meluncurkan album CD yang berisi enam lagu. Syair lagunya semua mengandung nilai budi pekerti yang sesuai dengan kebutuhan anak pada era modern saat ini. Mayoritas lagu dinyanyikan oleh Allequa Perucha, finalis "Little Miss Sunshine", yang tak lain ialah si bungsu yang mewarisi bakat menyanyi Kasandra.

Lewat lagu serta gerak tari, penggagas gerakan menyelipkan sejumlah nilai pekerti. Dengan mendengarkan dan ikut mendendangkan lagu tersebut, anak dapat belajar menumbuhkan kesadaran menjaga kebersihan tubuh, melindungi diri, menumbuhkan minat, memahami perbedaan, dan meraih masa depan gemilang. Anak pun diajak untuk memperhatikan sopan santun, antikekerasan, dan antidiskriminasi.

Kasandra berniat untuk mendistribusikan album ini secara gratis ke sekolah-sekolah di Indonesia. Untuk membuat rencana itu berhasil, tim relawan Matahari Peduli Pekerti dan Karakter Anak Indonesia mempromosikan lagu-lagunya melalui Youtube. Subsidi pembelian pun diberlakukan. CD album lagu anak tersebut dijual seharga Rp 250 ribu untuk empat keping CD. "Satu keping untuk pembelinya dan tiganya lagi dialokasikan untuk sekolah-sekolah," jelas Kasandra. Sejauh ini, baru 50 orang yang menunjukkan kepedulian dengan membeli CD yang tersedia sebanyak 226 keping tersebut.

Kasandra berharap lewat gerakan ini ia dapat terus menumbuhkan inspirasi sarat pekerti dan prestasi bagi anak Indonesia. Ia juga memotivasi pihak lain yang memiliki kepedulian yang sama untuk menciptakan suasana kondusif bagi tumbuh kembang generasi muda, calon pemimpin masa depan Indonesia yang berbudaya. "Selamatkan anak dan keluarga untuk menyelamatkan bangsa," ujar produser album anak tersebut dengan penuh semangat.

Oleh Qommarria Rostanti ed: Reiny Dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement