Selasa 23 Dec 2014 12:11 WIB

Mobil Multiguna ITS Siap Diproduksi Massal

Rep: C54/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mobil Multiguna ITS Progea
Foto: ITS
Mobil Multiguna ITS Progea

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Setelah mengembangkan mobil sport listrik Lowo Ireng dan bus listrik bertenaga surya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kini menghadirkan mobil multiguna bernama Progea, Jumat (23/12) pekan lalu.  Mobil yang dikembangkan untuk mendukung kemandirian masyarakat desa ini dinyatakan sudah siap diproduksi massal.

Mobil Progea adalah karya konsorsium yang terdiri dari ITS, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, PT Inka (Persero), PT Railindo Global Karya, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur.  

Koordinator peneliti Progea Dr Agus Sigit Pramono menjelaskan, mobil mutlifungsi ini didesain efisien dengan empat kegunaan, yakni sebagai angkutan barang, angkutan penumpang, vendor dagang, serta teknologi perontok padi bagi petani.

“Ini kami kembangkan berdasarkan kebutuhan masyarakat pedesaan, sehingga konsep Progea kami sebut sebagai kendaraan multiguna pedesaan atau KMP,” ujar Agus.

Dalam peluncurannya di kampus ITS Surabaya Jumat (9/12), Progea ditampilkan dalam purwarupa yang direncanakan untuk diproduksi 2015 mendatang. Sekilas pengamatan, Progea tak ubahnya mobil pikap yang dimodifikasi bagian baknya menjadi vendor untuk berdagang.

Sisi samping dibuat sebagai jendela terbuka dengan bidang papan tambahan yang berfungsi sebagai meja transaksi. Penjaga vendor sendiri berdiri di dalam ketika melayani pembeli.

Hal unik, kepala dan ekor mobil bisa ditarik meninggalkan instalasi vendor. Gerbong vendor pun tetap berdiri karena ditopang empat kaki penyangga. Koordintor peneliti Progea Dr Agus Sigit Pramono menjelaskan, gerbong vendor adalah satu dari empat desain kegunaan Progea. 

“Jadi, dengan Progea, bapak pemilik mobil bisa meninggalkan istrinya berjualan di pasar, mobilnya dia bawa, dan bisa diganti gerbong yang lain,” kata Agus.

Pemilik mobil, menurut Agus, bisa menggantinya dengan gerbong penumpang atau menjadikannya angkutan penumpang. Selain itu, Agus menambahkan, pemilik juga bisa menggantinya dengan bak biasa jika ingin mengangkut barang. Atau, menurut Agus, bagi petani padi, Progea juga dilengkapi bak dengan alat perontok padi.

Seperti dipamerkan, alat perontok padi yang terpasang di atas bak terhubung oleh karet penggerak ke mesin mobil. Dengan menyalakan mesin mobi, alat tersebut secara otomatis dapat difungsikan. Sementara ruang bak mobil yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk media penampung gabah.  Konsep multiguna tersebutlah yang dibanggakan Agus sebagai yang pertama di dunia.

Koordinator tim peneliti otomotif ITS Profesor Nyoman Sutantra menjelaskan, Pro-GEA merupakan pengembangan dari mobil GEA yang diciptakan ITS sebelumnya. GEA sendiri, menurutnya adalah kependekan dari ‘gulirkan energi alternatif’. Sementara penambahan kata ‘pro’ di depan, menurut Tantra, sapaan sang Profesor,  bermakna ‘produktif’.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement