Kamis 11 Dec 2014 18:34 WIB

DBL Indonesia: Basket Harus Jadi Tontonan Masyarakat

Rep: C69/ Red: Citra Listya Rini
Bola Basket
Foto: blogspot
Bola Basket

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  PT. Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia berupaya mewujudkan olahraga, khsusunya basket sebagai tontonan bagi seluruh masyarakat. Penyelenggara empat liga basket terbesar di Indonesia ini, kini telah memiliki 1. 141.028 penonton di lapangan dan 1juta lebih penoton secara online streaming.

Dari mimpi awal ingin menghimpun liga basket pelajar SMA, Commisioner DBL Indonesia, Azrul Ananda akhirnya mampu mengelola liga profesional. Itu muncul sejak liga profesional Indonesia gulung tikar di tahun 2009. Baginya, kontribusinya di sini adalah untuk menyelamatkan liga puncak sebagai tempat terhimpunnya pemain dari liga pelajar SMA.

"Saya pernah diingatkan jika ini tidak dikelola juga, bagaimana nasib pemain di liga SMA ini di masa depan, bagaimana nasib basket Indonesia," katanya dalam acara Sport Marketing, Konverensi Marplus 2015, Kamis (11/12).

Kini secara profesional perusahaan itu telah dipercaya mengelola liga basket nasional dan tim nasional basket Indonesia. Hingga saat ini, ada sebanyak 43.013 dibawah pengelolaannya. Berbagai liga telah terselenggara di sebanyak 42 kota dan 32 provinsi.

Untuk menjaga agar pemain potensial Indonesia tetap terakomodasi dalam liga, Azrul harus menjaga keberlangsungan DBL dengan tidak bergantung pada sponsor. Hal ini lah yang menurutnya sebagai poin utama banyak liga basket berguguran. Mereka 100 persen bergantung dari bantuan sponsor.

Memang untuk saat ini, Azrul pun masih memperoleh pendapatan terbesar dari sponsor. Sponsor dalam hal ini berkontribusi 70 persen. Sementara sisanya dari penjualan tiket 20 persen dan marchandise, nonsponsor 10 persen.

Kedepannya, Azrul menargetkan untuk memperkecil jumlah porsi bagi sponsor hingga 40 persen. Caranya, dengan mendorong pendapatan lain, khususnya dengan penjualan tiket. "Untuk mempertahankan liga nggak baik menggratiskan tiket, seperti tiket gratis aja yang penting banyak yang nonton," ujarnya.

Teorinya, partisipasi akan membiayai prestasi. Menurutnya masyarakat harus mulai diedukasi dengan kebiasaan membeli tiket. Dengan begitu mereka bisa ikut berpartisipasi bagi kemajuan basket Indoneska.

"Jika ini besar akan bisa membiayai prestasi, buktikan kalau anda ingin berpartisipasi dalam kemajuan basket, terkecil dengan beli tiket," kata Azrul.

Untuk mewujudkan animo masyarakat yang meningkat, pihaknya terus berusaha meningkatkan berbagai fasilitas. Seperti live streaming dengan channel sendiri, memperluas liga basket dengan target seluruh provinsi, dan mendirikan toko marchandise basket. "Basket harus menjadi tontonan masyarakat, itu terus kami upayakan," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement