Jumat 21 Nov 2014 11:00 WIB

Ummu Waraqah Imam Para Sahabiyah

Red:

Sahabiyah yang satu ini memiliki beberapa keutamaan. Rumahnya dijadikan masjid bagi para sahabiyah. Ia sendiri yang didapuk menjadi imamnya. Secara khusus Rasulullah SAW mengutus seorang muazin untuk memanggil para sahabiyah menunaikan shalat di rumahnya. Wanita salehah ini juga mendapat gelar as-Syahidah semasa hidupnya.

Dialah Ummu Waraqah binti al-Harits al-Anshariyah. Ia merupakan seorang wanita Anshar yang juga dikenal dengan Ummu Waraqah binti Naufal, nama yang dinisbatkan kepada kakeknya. Meski orang Madinah, rasa keimanan Waraqah kepada Allah dan Rasul-Nya begitu menggebu. Ia selalu berburu keutamaan amal dan tidak ingin tertinggal dari kaum Muslimin.

Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar ash-Shidiq hijrah dan nampak di gerbang Madinah, Ummu Waraqah merupakan salah satu orang yang menyambutnya. Hari itu adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Untuk pertama kali, ia bisa bertemu dengan sosok yang membawa hidayah bagi hatinya.

Keimanannya telah mantap, bahkan sebelum menjumpai Rasulullah. Hati Ummu Waraqah seakan buncah dengan keindahan Islam saat lelaki mulia itu menapaki Madinah.

Kesungguhan Ummu Waraqah dalam berislam begitu disukai Nabi SAW. Nabi SAW sering mengunjungi kediaman Ummu Waraqah sebagai bentuk penghormatan. Bahkan, Ummu Waraqah diangkat menjadi imam shalat para sahabiyah di rumahnya. Ummu Waraqah dikenal dengan bacaan Alqurannya yang bagus. Keilmuannya juga sangat mendalam.

Rasulullah juga mengutus seorang lelaki tua guna menjadi muazin di rumah Ummu Waraqah. Rumahnya menjadi sebaik-baiknya rumah di Madinah. Betapa tidak, di dalamnya digaungkan azan pertama khusus untuk rumah dan digelar shalat jamaah bagi para Muslimah.

Setiap perintah Allah melalui Nabi-Nya, selalu disambut oleh Ummu Waraqah. Dia merupakan orang Anshar yang selalu hadir dan siap sedia menunaikan apa pun perintah dari Rasulullah. Saat kaum Muslimin akan berjihad di medan Badar, Ummu Waraqah mendatangi Nabi SAW dan mengajukan permintaan.

"Wahai Rasulullah, izinkan aku pergi bersama kalian agar aku bisa merawat orang yang sakit dan mengobati orang yang terluka. Mudah-mudahan dengan itu Allah SWT menganugerahiku mati syahid," pintanya penuh harap.

Namun, seperti hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Nabi SAW menjawab, "Tinggallah di rumahmu. Sungguh, Allah akan menganugerahimu mati syahid di rumahmu." Ummu Waraqah pun taat dan patuh dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Sejak saat itulah Ummu Waraqah digelari asy-Syahidah, padahal dia masih hidup di dunia ini. Salah seorang yang gemar memanggil Ummu Waraqah dengan asy-Syahidah, yakni Umar bin Khattab  RA.

Ummu Waraqah juga mengumpulkan ayat-ayat Alquran dengan menuliskan pada kulit, pelepah kurma, dan tulang. Saat Abu Bakar as-Shidiq RA ingin mengumpulkan ayat Alquran dalam satu mushaf, ia meminta Zaid bin Tsabit merujuk ayat-ayat yang dihimpun Ummu Waraqah.

Saat kaum Muslimin dipimpin Umar bin Khattab RA, Ummu Waraqah menemui takdirnya. Dia memiliki sepasang budak laki-laki dan perempuan. Mereka dijanjikan kebebasan jika Ummu Waraqah meninggal kelak. Karena tidak sabar ingin mendapatkan kebebasan, budak Ummu Waraqah merencanakan persengkongkolan jahat. Suatu malam, mereka menyekap Ummu Waraqah dengan kain dan membunuhnya. Setelah itu, mereka berdua kabur.

Adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab yang curiga. Setiap malam dia selalu mendengar bacaan Alquran Ummu Waraqah. Namun, hari itu ada yang ganjil. "Demi Allah, semalam aku tidak mendengar bacaan bibiku, Ummu Waraqah," papar Umar. Umar pun pergi mencari tahu dan mendatangi rumah Ummu Waraqah.

Umar mendapati rumah Ummu Waraqah sunyi. Ia mencari sosok sahabiyah mulia itu hingga kamarnya. Namun, betapa terkejutnya Umar saat mendapati sosok yang sudah terbujur kaku ditutup selimut. Ummu Waraqah meninggal menemui takdirnya seperti yang disabdakan Rasulullah. "Benarlah apa yang diucapkan Rasulullah. Beliau pernah berkata, 'Marilah kita menemui wanita yang syahid' saat menyebut Ummu Waraqah," kata Umar.

Umar pun segera naik mimbar dan mengabarkan wafatnya Ummu Waraqah dan memerintahkan mencari kedua budak Ummu Waraqah. Saat tertangkap, keduanya mengakui perbuatannya dan dihukum qishash. n c64 ed: hafidz  muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement