Rabu 12 Nov 2014 09:51 WIB

Ini yang Mungkin Terjadi Saat Ikuti Program Detoks

Program detoks dilakukan untuk mengeluarkan racun tubuh secara aman, dengan diimbangi pemberian asupan nutrisi yang mencukupi.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Program detoks dilakukan untuk mengeluarkan racun tubuh secara aman, dengan diimbangi pemberian asupan nutrisi yang mencukupi.

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap metode detoks akan menimbulkan reaksi pada tubuh yang mirip seperti gejala penyakit. Umumnya reaksi ini muncul pada hari pertama hingga hari ketiga program detoks.

"Di hari pertama sampai ke tiga, tubuh akan lakukan penyesuaian. Ada reaksi yang mirip gejala penyakit. Terkadang mirip dengan yang dinamakan sakau," ujar konsultan kesehatan, Andang W. Gunawan, di Jakarta, Selasa (11/11) sore.

Andang mengatakan, pada hari itu, orang yang sedang menjalani program detoks bisa saja menggigil, sakit kepala, mudah marah dan sedih, pilek. "Bisa menggigil, sakit kepala, mudah marah dan sedih, pilek. Itu kondisi yang muncul biasanya tergantung dari pola makan sebelumnya," kata dia.

Selain itu, masih ada reaksi lainnya yang umumnya terjadi namun mungkin berbeda pada setiap orang, yakni warna urin lebih keruh dan berbau tajam. Menurut Andang, pada mereka yang sepanjang hidupnya banyak mengonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat akan ikut keluar bersama urin dan kotoran.

Reaksi lainnya, lanjut dia, sering buang angin yang berbau sangat menusuk, muncul hasrat pada makanan walaupun sebenarnya tubuh sudah tidak merasakan lapar lagi, serta banyak mengeluarkan kotoran (tinja) disertai lendir yang cukup pekat. Warna kotoran yang keluar biasanya kehijauan sampai kehitaman.

Andang mengungkapkan, pada tahap ini, tubuh menurunkan laju metabolisme basal dan tekanan darah untuk menghemat energi. Di samping itu, kadar gula akan turun karena berkurangnya asupan kalori.

Dia melanjutkan, setelah memasuki hari ke empat hingga ke tujuh maka tubuh cenderung telah menyesuaikan. Pada saat itu, akan terasa energi meningkat dan pikiran menjadi jernih. Kemudian, napas mulai segar dan permukaan lidah bersih dari lapisan putih.

Kemudian, untuk mengatasi reaksi detoks, dalam buku terbarunya,"Diet Detoks: Cara Ampuh Menguras Racun Tubuh", Andang mengungkapkan sejumlah langkah yang bisa dilakukan. Yakni, istirahat di tempat sejuk yang memiliki sirkulasi baik, tidak berpanas-panas di bawah terik matahari, tidak melakukan aktivitas yang menghabiskan energi serta sering minum, tetapi hanya boleh air putih dan jus buah segar.

Andang menambahkan, waktu ideal untuk menjalani program detoks adalah tujuh sampai 40 hari, tergantung kondisi tubuh seseorang.

"Bisa dilakukan dua bulan sekali. Tapi lebih sering lebih bagus," kata dia.

Detoksifikasi merupakan proses mengeluarkan racun secara alami dari dalam tubuh membuat seseorang mampu meningkatkan kualitas hidupnya tanpa obat-obat kimiawi. Dalam keadaan normal, tubuh mampu mengeluarkan racun dengan aman, selama diberi asupan nutrisi yang baik dalam jumlah yang cukup dan organ-organ detoksifikasi berfungsi optimal.

Detoks memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh, di antaranya, mencegah peradangan, ketahanan terhadap infeksi dan reaksi alergi, menguatkan mental dan menjernihkan pikiran, menjaga berat badan, meningkatkan energi, memperbaiki kondisi kulit dan rambut, serta kualitas tidur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement