Senin 06 Oct 2014 16:35 WIB

PBNU Sambut Baik Buku ‘Berhala’ Edisi Revisi, Tapi…

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Julkifli Marbun
Buku madrasah yang sebut makam wali berhala
Foto: pbnu
Buku madrasah yang sebut makam wali berhala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) kurikulum 2013 yang menyebut makam wali sebagai berhala telah diterbitkan ulang dalam edisi revisi. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyambut baik atas revisi buku untuk pegangan para guru tersebut.

Wakil Sekjen PBNU Adnan Anwar mengatakan, kalimat yang sebelumnya ada dalam buku tersebut memang harus direvisi. Yang terpenting, kata dia, Kemenag harus lebih berhati-hati dalam menyusun modul buku panduan yang menyangkut isu sensitif agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Baik terkait perbedaan pandangan di internal agama maupun antar agama, termasuk juga atar etnis.

Sebab, lanjut Adnan, hal itu akan bisa memecah belah kerukunan umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga ukhuwah Islam menjadi rusak akibat hal tersebut. “Jangan sampai NKRI pecah belah gara-gara buku, dan itu hanya dilakukan segelintir orang yang tidak bertanggung jawab dan sengaja memiliki agenda untuk memecah belah kita (orang Indonesia),” katanya kepada //Republika//, Senin (6/10).

Sebelumnya, dalam buku SKI untuk kelas VII MTs ditemukan kalimat yang dinilai bisa menimbulkan perselisihan, baik antar kelompok sesama Islam maupun antar agama. Di halaman 13 dan 14 buku tersebut tertulis ‘Berhala dilakukan oleh agama selain Islam yaitu Hindu, Budha’. Kemudian ‘Berhala sekarang adalah kuburan para Wali’, dan ‘Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual’.

Kementerian Agama kemudian menarik buku tersebut dan telah menerbitkan edisi revisinya. Dalam edisi revisi tersebut, kalimat yang sebelumnya menimbulkan kontroversi telah dihapus seluruhnya. Semuanya diganti dengan kalimat, ‘Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI;2008), berhala (noun) adalah sesuatu yang didewakan atau yang disembah’. Buku edisi revisi tersebut mulai didistribusikan ke seluruh MTs melalui Kemenag di seluruh Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement