Jumat 03 Oct 2014 17:00 WIB

Horas Bah, Beras dan Gabah

Red:

Oleh: Selamat Ginting -- Tak ada beras, makan gabah. Itulah gurauan yang berkembang di Kota Medan dan sekitarnya. Namun, kini gurauan itu ada benarnya untuk menanggulangi masalah penyimpanan beras miskin (raskin) di sejumlah gudang Bulog.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengakui belum mampu memberikan kualitas raskin yang bagus ke masyarakat. Bulog beralasan masih ada masalah dalam melakukan penyimpanan beras di gudangnya.

Salah satu caranya, antara lain, dengan menggunakan model penyimpanan dalam bentuk gabah. Namun, cara ini masih terkendala karena tidak semua petani menjual beras dalam bentuk gabah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Dok Kemensos

"Tidak semua petani menjual gabah karena kalau petani menjual beras, dia dapat nilai tambah. Yang jual gabah itu model tebasan itu," ujar Sutarto, setahun lalu saat pertemuan pembahasan raskin.

Ia merasa prihatin tidak dapat menyalurkan beras segar kepada masyarakat akibat penyimpanan beras dengan rentang waktu mencapai enam bulan. Ia mengusulkan, sebaiknya penyaluran bantuan raskin dilakukan setiap bulan.

"Kalau lebih dari tiga bulan disimpan dalam gudang, pasti akan bau. Mengapa? Karena disimpan di negara tropis. Namun, berasnya masih layak makan," ujar Sutarto.

Untuk mengatasinya, Bulog akan menyiapkan teknologi penyimpanan beras dalam rangka meningkatkan kualitas. Teknologi yang digunakan adalah kompon dan CO2 stek sehingga mampu menjaga kualitas penyimpanan beras sampai satu tahun.

Tersisa

Kuota beras miskin yang disiapkan pemerintah pada tahun ini sebanyak 2,7 juta ton, hingga kini belum terdistribusi habis. Masih tersisa cukup banyak dan tersimpan di gudang-gudang Bulog.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Kementerian Sosial, Hartono Laras, membenarkan kuota beras bagi keluarga miskin belum terdistribusi seluruhnya. Pasokan itu bakal segera didistribusikan sampai akhir 2014.

"Berdasarkan catatan, jumlah beras bagi keluarga miskin yang belum tersalurkan sekitar 900 ribu ton,’’ ujar Hartono seusai menghadiri Sosialisasi Raskin bagi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di Medan, baru-baru ini.

Hartono yakin, kuota raskin bagi 15,5 juta keluarga miskin itu bakal terdistribusi. Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, paling tidak capaian distirbusi sekitar 97 persen dari total raskin yang disediakan.

Pengucuran raskin melibatkan Perum Bulog. BUMN itu bertugas mendistribusikan raskin sampai ke kabupaten dan kecamatan. Sedangkan, mekansime pembagian kepada keluarga penerima raskin dilakukan sejumlah petugas, di antaranya TKSK.

"Dari gudang ke titik distribusi merupakan kewajiban Bulog. Sedangkan, titik distribusi sampai ke titik penerima menjadi kewengan petugas lain," paparnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Dok Kemensos

Dalam program ini, Hartono menuturkan, Kementerian Sosial memiliki peran pembayaran nominal raskin yang telah dikucurkan Bulog. Total pembayaran yang disiapkan Kemensos senilai Rp 18,8 triliun.

"Sampai terakhir distribusi raskin telah dibayarkan sekitar Rp 11 triliun. Selebihnya akan dibayarkan pada akhir pendistribusian," kata Hartono yang didampingi Sekretaris Ditjen Dayasos dan Gulkin, Teguh Haryono Rahardjo.

 

Pada kesempatan berbeda Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, Kemensos, Mansur, mengungkapkan bahwa program raskin yang telah dilakukan beberapa tahun perlu dilakukan evaluasi. Antara lain, dalam pendataan penerima raskin sekaligus mengatur mekanisme pembagiannya. 

"Kemensos mengusulkan penghapusan uang tebus raskin. Apalagi, beberapa pemerintah daerah justru telah membayarkan uang tebus tersebut sehingga masyarakat tinggal menerima berasnya saja. Hal itu juga tergantung kemauan dan kemampuan keuangan daerah," ujar Mansur di Kupang, Nusa Tenggara Timur. 

Sebelumnya, keluarga penerima raskin diminta memberikan uang tebus raskin sebesar Rp 1.600. Diharapkan pada program berikutnya tidak lagi diberlakukan. Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Agusdin Farid, menambahkan, total raskin yang dikucurkan melalui Bulog sebanyak 2,7 juta ton. Jumlah yang sudah dibagikan sekitar 78 persen. Seluruhnya didistribusikan sesuai penerimanya.

"Raskin yang belum dikucurkan masih tersimpan pada gudang-gudang Bulog. Dipastikan bakal seluruh raskin terdistribusi dengan baik," ujar Farid dalam sosialisasi raskin kepada TKSK, di Jakarta, baru-baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement