Kamis 02 Oct 2014 12:00 WIB

Karung Beras Berisi Rokok

Red:

Jamaah calon haji (calhaj) yang perokok berat pasti tak akan lupa menyelipkan rokok di antara bekal bawaan mereka. Harga rokok di Tanah Suci memang cukup mahal. Tak mengherankan bila para perokok harus menyiapkan stok yang cukup agar mulutnya tetap bisa mengepulkan asap.

Beragam cara pun dilakukan untuk menyelipkan benda ini. Seorang jamaah calhaj asal Kabupaten Sumenep, Madura, misalnya, ditemukan membawa rokok dalam jumlah cukup banyak. Ia menyimpannya di tempat yang cukup unik untuk mengelabui petugas, yakni dalam karung beras lima kilogram.

Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya pun mengamankan rokok tersebut dari tangan Ruddin, calhaj yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 62. Sebetulnya, rokok bukan barang terlarang untuk dibawa saat menunaikan ibadah haji. Namun, ada batasan jumlah maksimal yang bisa dibawa, yakni 200 batang saja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Yasin Habibi

Petugas bandara melakukan pengecekan barang bawaan calon jamaah haji kelompok terbang (kloter) 13 asal DKI Jakarta berjalan saat pemberangkatan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (19/9).

Kepada petugas, Ruddin mengaku tidak mengetahui isi karung beras yang ternyata empat slop rokok. ''Saya cuma menerima titipan dari tetangga, saya tidak tahu isinya,'' kata Ruddin, Jumat (26/9) lalu.

Menurutnya, orang yang menitipi karung tersebut mengatakan barang titipan itu adalah pesanan seseorang yang akan menemuinya saat ia tiba di Tanah Suci. ''Karena titipan, saya tidak berani membuka isinya, saya tidak tahu kalau isinya rokok,'' kata Ruddin. 

PPIH Surabaya juga memeriksa 54 koper jamaah asal Sumenep yang dicurigai. Selain karung beras berisi rokok, petugas juga menemukan tiga kaleng roti kering berisi jamu dan pil. Di antaranya jamu "rumput fatimah". Koper yang diperiksa tersebut rata-rata beratnya melebihi kapasitas yakni 32 kilogram dan bertambah menjadi 37 kilogram.

Mashut Ahmad, calhaj pemilik koper yang digeledah petugas mengaku diberi uang untuk membawa barang itu untuk seorang keluarga yang kebetulan suaminya bekerja di sana. Rata-rata calhaj yang mengaku membawa barang titipan itu menyimpannya di koper besar mereka. Sementara, baju dan perlengkapan pribadinya disimpan dalam tas tenteng yang tidak terlalu besar.

Selain Mashut, jamu rumput fatimah juga ditemukan di koper milik Markiyah. Jamu yang dibawanya berjumlah 100 pak. Satu koper yang seluruhnya berisi jamu juga ditemukan di dalam koper milik Minati. ''Di bungkusannya ada tulisan nama pemiliknya yang ada di Makkah. Semuanya titipan, saya tidak jualan jamu di sana karena saya cuma ibadah,'' kata Minati.

Bawaan unik lainnya yang menyita perhatian petugas adalah bumbu petis dalam jumlah cukup banyak. Zainal Abidin, pembawa bumbu petis tersebut, mengaku petis yang dibawanya adalah titipan gurunya yang ada di Makkah. Petugas akhirnya mengizinkan Zainal membawa petis tersebut namun dalam jumlah terbatas.

Menanggapi cukup banyaknya barang-barang aneh yang dibawa calhaj ke Tanah Suci, Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya HM Sakur mengatakan, petugas di daerah sebenarnya sudah melakukan sosialisasi berkali-kali menyangkut barang bawaan yang boleh dan tidak boleh dibawa. Namun, menurutnya, banyak calhaj tetap nekat.

''Bahkan, modus mereka semakin beragam untuk mengelabui petugas. Karena itu, kami memperketat pemeriksaan barang bawaan calon haji agar tidak bermasalah di Tanah Suci,'' katanya.

Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah (PUH) Kemenag Jatim itu mengatakan, pihaknya tidak mengetahui motif di balik sikap nekat calhaj itu. Boleh jadi, ia mengatakan, ada niat ekonomi di balik cara yang nekat itu. "Tetapi, kami tidak tahu motif mereka sebenarnya. Karena itu, kami akan melakukan pemeriksaan lebih ketat agar tahun depan tidak terulang,''  ujar Sakur.   antara ed: andi nur aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement