Sabtu 27 Sep 2014 13:28 WIB

Eksportir Karet Diminta Waspada

Red: operator

MEDAN -Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo)meminta eksportir berhati-hati atau mewaspadai kontrak baru pada triwulan IV ini agar tidak merugi lebih besar dan bersama-sama membantu meningkatkan harga jual karet Indonesia. "Imbauan untuk berhatihati menandatangani kontrak baru itu sudah dikeluarkan DPP Gapkindo tertanggal 26 September 2014,"kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah di Medan, Jumat (26/9).

Menurut Edy, DPP Gapkindo me nilai imbauan itu sangat penting setelah melihat fakta di lapangan bahwa sebagian eksportir anggota asosiasi itu melakukan kontrak dagang dengan harga di bawah 1,5 dolar AS per kg. Sikap itu diduga karena pengusaha khawatir merugi lebih besar dengan melihat tren harga yang masih terus melemah.

Mengutip isi surat DPP Gapkindo yang ditandatangani Ketua Umum Daud Husni Bastari, Edy menyebutkan, imbauan itu juga mengacu pada adanya tendensi penu runan stok karet dunia serta proses gugur daun yang masih terus berlangsung. Diharapkan, dengan terjadinya penurunan stok, harga jual bisa naik.

DPP Gapkindo menilai, dengan sikap kebersamaan anggota Gapkindo itu diharapkan upaya pelemah an harga karet dapat ditekan.

Surat DPP Gapkindo untuk para anggotanya tersebut ditembuskan, antara lain, ke Dirjen KPI Kemendag, Dirjen Daglu Kemendag, dan Dirjen P2HP Kementan.

Edy menegaskan, di luar imbauan keanggota, Gapkindo berharap pemerintah bisa meniru langkah Vietnam yang membantu petani mempertahankan, bahkan menambah luasan tanaman meski harga sedang anjlok. "Harusnya langkah Vietnan itu bisa ditiru Indonesia."

Gapkindo menyadari beratnya petani menghadapi situasi harga yang anjlok terus beberapa tahun terakhir, tetapi harusnya tanaman karet dipertahankan mengingat tetap menjadi kebutuhan dunia.Apalagi, di Indonesia, 85 persen tanaman karet dikelola petani. antara, ed: nidia zuraya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement