Sabtu 27 Sep 2014 12:02 WIB

Dua Tahun Beroperasi, PLTU Cirebon Meledak

Red: operator

CIREBON -- Suara ledakan terdengar cukup keras dari area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit 1 di Desa Kanci, Jumat (26/9) pukul 13.19 WIB. Ledakan disebabkan kebocoran pada pipa boiler atau ketel uap yang dipakai untuk memutar turbin.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun, insiden ini menyebabkan dentuman keras yang terdengar hingga jarak lima kilometer. Ledakan ini mengejutkan warga sekitar. Ledakan menimbulkan kobaran api dan asap hitam pekat yang membubung tinggi.

Wakil Kepala SMKN Mundu Dra Etty Sasmitaningrum yang dihubungi Republika lewat telepon, Jumat (26/9), mengatakan, dentuman keras dari sumber ledakan terdengar hingga Mundu di Kota Cirebon yang jaraknya lebih dari lima kilometer.

"Tak berapa lama setelah suara ledakan yang sangat kencang itu, terlihat api dan asap hitam membubung tinggi. Dan kobaran api itu telihat dari lantai dua bangunan SMKN Mundu," ujarnya.

Adanya ledakan itu pun membuat siswa di SMKN Mundu sempat panik. Mereka mengira bila suara itu berasal dari letusan Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan. "Suara nya menggelegar dan membuat siswa berhamburan keluar ruangan," katanya.

Sementara itu, arus transportasi jalur nasional Tegal- Cirebon macet total. Ribuan kendaraan dari arah Tegal maupun Cirebon pun tak bisa bergerak.

Seorang perawat di RSUD Gunung Jati mengatakan, ada tiga mobil ambulans yang diberangkatkan ke PLTU Kanci.Namun, pantauan Republika sedikitnya ada lima mobil ambulans yang masuk ke area PLTU. Petugas keamanan PLTU Sanuri menambahkan, tidak ada korban jiwa.

Manajer Senior Komunikasi Korporat Perusahaan Listrik Negara (PLN) Bambang Dwiyanto mengatakan, PLTU Cirebon Electric Power (CEP) Unit 1 mengalami trip (pemadaman). `'Ini akibat gang guan pada pipa boiler,''katanya kepada Republika, Jumat (26/9).

Pembangkit listrik berdaya 1x660 megawatt ini baru beroperasi belum genap dua tahun. PLTU Cirebon Unit I diresmikan pada Okto ber 2012 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ketika itu Jero Wacik.

PLTU dibangun oleh konsorsium Indika Energi tbk, Marubeni Corporation, Korea Midland Power Company, dan Samtan Co Ltd dengan skema pembangkit listrik swasta.

Biaya yang dikeluarkan mencapai 825 juta dolar AS atau sekitar Rp 8 triliun. Pemerintah berharap dengan beroperasinya PLTU Cirebon akan terjadi substitusi penghe matan penggunaan BBM sebesar Rp 5,7 triliun serta memperkuat sistem kelis trikan Jawa-Bali.

Menurut Bambang, gang- guan PLTU CEP berkapasitas 660 megawatt tidak mengakibatkan pemadaman pada konsumen Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, sistem interkoneksi kelistrikan Jawa- Bali-Madura masih mampu memikul beban daya yang hilang.

"Listrik tetap nyala, tidak mati,'' ujar seorang warga Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Maman Abdurahman, Jumat sore. Hal senada diungkapkan warga Kecamatan Mundu lainnya, Suhandi. Dia menyatakan, aliran listrik di rumahnya tetap menyala. `'Tapi, tak tahu nanti malam atau besok, listrik tetap nyala atau tidak. Semoga sih tidak terjadi pemadaman,'' tutur Suhandi.  rep:Aldian Wahyu Ramadhan/Lilis Handayani/agus yulianto, ed:teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement