Jumat 26 Sep 2014 18:30 WIB

Kemenag Jamin Katering di Armina Bergizi

Red:

JEDDAH -- Jamaah haji Indonesia tak perlu khawatir soal kualitas makanan saat ibadah di puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Kementerian Agama (Kemenag) menjamin pasokan dan kualitas makanan jamaah yang bergizi.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengatakan, jamaah haji akan menerima 16 kali makanan berat dan satu kali makanan ringan (snack) selama lima hari di Armina. Makanan tersebut terjamin dari sisi gizi serta memiliki menu yang beragam dengan cita rasa khas Indonesia.

"Makanan itu empat kali di Arafah sejak 8 Dzulhijjah hingga bakda Ashar 9 Dzulhijjah," katanya usai rapat koordinasi di Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah, Rabu (24/9) malam waktu Arab Saudi (WAS).

Rapat tersebut dipimpin Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin serta dihadiri Dubes Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdurrahman Muhammad Fachir; Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Abdul Djamil; Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Ahmad Jauhari Chariri; Konjen KJRI Jeddah Darmakirty Syaliendra Putra; serta pejabat PPIH.

Sesuai kontrak, kata dia, Kemenag bersama Kementerian Haji Arab Saudi melibatkan sebanyak 18 perusahaan katering untuk menyuplai makanan bagi 155.200 jamaah haji reguler Indonesia yang tersebar di 52 maktab. "Penyaluran makanan ini dibagi oleh dua pihak, yakni PPIH dan Muassasah Asia Tenggara (kantor penyelenggara haji pemerintah Arab Saudi)," papar dia.

PPIH menyewa Mutahidin yang merupakan konsorsium 18 perusahaan katering untuk melayani 25 tenda maktab dari maktab 27 hingga maktab 52. Rata-rata, setiap perusahaan memasok makanan di satu maktab, tapi ada beberapa perusahaan yang memasok makanan ke dua hingga tiga maktab.

Muassasah Asia Tenggara akan menyuplai makanan bagi jamaah di 26 maktab, yakni dari tenda maktab 1 hingga maktab 26. Per maktabnya terdiri atas sekitar 2.950 - 3.000 orang jamaah. Di setiap maktab masing-masing memiliki satu dapur makanan, sehingga tak menyulitkan proses distribusi makanan dari dapur ke jamaah.

Untuk menjaga higienitas makanan, PPIH menyiapkan pengawas katering dengan sistem berjenjang. Ada dua model pengawas, yakni, pertama, petugas yang mengawasi bahan baku makanan hingga proses memasaknya di dapur. Kedua, pengawas yang memantau distribusi hingga diterima jamaah. "Jamaah tak perlu antre makanan, tapi cukup di dalam tenda," terang dia.

Para pengawas tersebut akan bertanggung jawab kepada koordinator maktab yang membawahi sekitar tujuh sampai 10 tenda maktab. Tim pengawas katering akan dibantu dari petugas pengamanan PPIH dan bertanggung jawab kepada Koordinator Maktab (Kortab). Satu Kortab akan mengawasi tujuh sampai 10 maktab.

Tim pengawas ini terdiri atas ahli gizi dan koki dari salah satu perguruan tinggi di Bandung, Jawa Barat, dan Kementerian Kesehatan. Mereka akan memantau langsung proses memasak dan penyajian makanan di Armina. "Tim ini tergabung dalam tim khusus katering Armina, mereka juga akan menilai performa," ujar Sri.

Dalam penyajiannya, boks makanan dibedakan melalui warna untuk makanan pagi, siang, dan sore. Setiap jamaah dianjurkan memakan makanan dalam jangka waktu tak lama setelah menerima boks makanan.

Sementara, untuk memenuhi selera nusantara, PPIH mendatangkan koki dari Indonesia dengan menu makanan yang seratus persen 100 asli Indonesia. Pada Jumat (26/9) PPIH akan mengundang 18 perusahaan katering untuk melakukan meal test (uji makanan) di Kantor TUH. 

Mendengarkan laporan dari petugas terkait, Menag yakin, makanan di Armina terjamin, terlebih lagi dapurnya disediakan di masing-masing maktab. Pihaknya juga meminta tim katering PPIH menjaga kualitas, gizi, dan menu makanan khas Indonesia. "Pastikan gizi terjamin, dan menunya harus berganti-ganti agar jamaah tak bosan, namun tetap selera Indonesia," ujar Menag. rep:zaky al hamzah ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement